Jumat 06 Mar 2015 07:00 WIB

Desain Baju Karya Siswa SMK Ditampilkan di IFW

Rep: c73/ Red: Dwi Murdaningsih
Para tamu dan undangan berada didepan panggung saat pembukaan Indonesia Fashion Week (IFW) 2015 di Balai Sidang Jakarta, Jakarta, Kamis (26/2). IFW 2015 menghadirkan 747 brand lokal, 230 desainer, 2.552 fashion outfit dan 32 pagelaran busana.
Foto: Republika/Prayogi
Para tamu dan undangan berada didepan panggung saat pembukaan Indonesia Fashion Week (IFW) 2015 di Balai Sidang Jakarta, Jakarta, Kamis (26/2). IFW 2015 menghadirkan 747 brand lokal, 230 desainer, 2.552 fashion outfit dan 32 pagelaran busana.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri fesyen merupakan salah satu industri yang sangat menjanjikan di Indonesia. Rupanya, industri fesyen juga bisa dipelajari sejak muda. Melalui SMK tata busana. Seperti yang dilakukan oleh siswi dari Sekolah Menengah Kejuruan SMK NU Banat Kudus yang bekerjasama dengan desainer Irna Mutiara. Hasil kreasinya tampil di catwalk Indonesia Fashion Week (IFW).

Untuk menampilkan karya-karya anak muda ini, Djarum Foundation bekerja sama dengan desainer ternama Irna Mutiara dan Bank Negara Indonesia (BNI) menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten melalui kegiatan pengembangan kurikulum tata busana pada tingkat SMK.

Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Primadi H. Serad, mengatakan kegiatan meliputi pengembangan kurikulum busana muslim, pelatihan guru, serta bantuan infrastruktur pendidikan. Pendidikan di SMK Tata Busana menggunakan kurikulum yang menggabungkan warisan budaya Indonesia pada desain modern, untuk menciptakan kreasi busana yang unik namun tetap sesuai syariah. Hal itu seperti memasukkan unsur batik dan bordir pada setiap balutan rancangannya. 

Kurikulum menitikberatkan pada pendidikan mendesain, menjahit, mengelola usaha tata busana dan pemasaran produk-produk busana muslim, batik dan bordir. Para siswa juga dikenalkan pada design dan teknik membatik, khususnya batik Kudus. Batik Kudus memiliki ragam motif yang unik, yang merupakan perpaduan antara budaya Tiongkok, Arab dan Jawa yang kental. 

“Jika hal tersebut dapat dikuasai dengan baik, maka bukanlah hal yang mustahil untuk lulusan SMK dalam mewujudkan Indonesia sebagai kiblat busana muslim dunia,” ujarnya.

SMK NU Banat Kudus sebagai tempat belajar fashion design juga merupakan tempat workshop para siswa dengan dunia fashion. Setelah mampu menciptakan kreasi design dan hasil karya busana, para siswa juga dibekali dengan prinsip mengelola usaha busana muslim melalui sebuah butik dengan brand Zelmira.

Keikutsertaan SMK NU Banat Kudus dalam pagelaran Indonesia Fashion Week merupakan sebuah langkah progresif. Hal itu sekaligus sebagai awal yang baik untuk megenalkan pada dunia fashion internasional, bahwa siswa pada tingkat SMK telah memiliki kemampuan membuat sebuah karya busana muslim yang patut untuk diperhitungkan. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement