REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, pihaknya mengajak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen-PUPera) untuk mengatasi persoalan maraknya lintasan berisiko bagi anak-anak sekolah.
Alasannya, sebut Anies, dapat dipastikan, setiap musim hujan selalu banyak lintasan yang ambruk. Kasus terakhir pada Selasa (10/3) di Lebak, Banten, sebuah jembatan ambruk menyebabkan puluhan anak tidak bisa bersekolah.
Menteri Anies melanjutkan, kini bukan lagi saatnya menyoalkan porsi tanggung jawab per kementerian. Kemdikbud sendiri, kata Anies, terkait maraknya jembatan ambruk hanya bertanggung jawab dalam hal kondisi sekolah. Namun, Anies menekankan, kenyataan bahwa anak-anak sekolah pelintas jembatan menghadapi resiko besar, itu tidak bisa didiamkan.
"Harus digarisbawahi, Nawacita pertama Presiden, bertekad menghadirkan kembali negara untuk memberikan rasa aman bagi seluruh warga negara," kata Anies Baswedan, Jumat (13/3).
Sebagai inisiatif awal, Kemdikbud hari ini sudah membuat "http://sahabat.kemdikbud.go.id"sahabat.kemdikbud.go.id. Dengan itu, siapapun bisa melaporkan adanya lintasan beresiko di daerah-daerah yang ditemui. Laporan itu bisa berupa nama, foto, dan koordinat lokasi yang ada lintasan beresiko atau jembatan rusak yang sering dilalui anak-anak sekolah.
Anies menuturkan, program ini juga akan melibatkan kalangan aktivis yang sudah lama melakukan kegiatan mandiri menolong perbaikan akses anak-anak bersekolah.
"Ada namanya, (kelompok aktivis) Jembatan Bangsa. Ini menunjukkan, sesama masyarakat saja peduli. Negara juga harus hadir, kita inginkan itu," katanya.