Jumat 20 Mar 2015 06:33 WIB

Buku Islam Radikal Harus Segera Ditarik

ilustrasi kekerasan
Foto: antara
ilustrasi kekerasan

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Jaringan pencinta Gus Dur (Gusdurian) Jawa Timur, mendesak agar Pemerintah Kabupaten Jombang segera menarik buku pelajaran yang di dalamnya terdapat materi pelajaran mengajarkan tentang Islam radikal.

Koordinator Jaringan Gusdurian Jatim Aan Anshori, Kamis, mengaku prihatin ditemukannya materi pelajaran yang di dalamnya mengajarkan Islam radikal. Isi dari materi pelajaran itu, mengajarkan boleh membunuh orang yang berbeda keyakinan.

"Sudah sejak lama kami mencurigai ajaran Islam radikal telah disemai melalui institusi pendidikan formal, dari tingkat dasar hingga atas di Jombang. Temuan buku ajar agama kelas XI itu jelas mengonfirmasi hal tersebut," kata Aan Anshori.

Ia mengaku sangsi dengan materi yang diajarkan dalam pelajaran tersebut. Buku itu adalah buku Pendidikan Agama Islam yang di dalamnya juga mengajarkan tentang agama dan budi pekerti, namun justru memuat materi pelajaran yang bertolak belakang dengan Islam yang luhur.

Pihaknya mempertanyakan budi pekerti seperti apa yang ingin dibangun guru-guru agama di sekolah yang ada di Kabupaten Jombang, dengan materi pelajaran yang mengajari siswanya boleh membunuh orang yang berbeda keyakinan.

Ia mengatakan, ajaran bunuh-membunuh salah satunya sengaja dipraktikkan oleh ISIS. Ia beranggapan, dengan temuan itu, secara tidak langsung menjadikan anak didik di Kabupaten Jombang diajari sebagai kader yang pro pada ISIS.

Pihaknya meminta agar aparat penegak hukum serta institusi terkait, yaitu Pemerintah Kabupaten Jombang tidak tinggal diam terkait dengan temuan tersebut. Diharapkan, buku yang memuat materi pelajaran yang mengajarkan Islam radikal itu segera ditarik.

Ia mengatakan, masih banyak tokoh Islam kontemporer asal Jombang yang lebih layak dijadikan model pemikirannya dalam buku tersebut, misalnya mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, KH Wahid Hasyim, ataupun KH Nurcholis Madjid.

"Kami menuntut agar buku tersebut segera ditarik dan direvisi sesuai dengan nilai-nilai luhur Islam rahmatan lil alamin yang bersendikan Pancasila dan UUD 194," tegasnya.

Buku pelajaran itu juga diketahui sudah beredar ke sekolah tingkat SMA dan sederajat yang ada di Kabupaten Jombang. Buku itu dibuat tim MGMP Kabupaten Jombang.

Materi buku yang mengajarkan Islam radikal itu ada di halaman 78 buku tersebut. Dalam halaman itu tertulis, para siswa diperbolehkan membunuh orang musyrik.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkab Jombang Agus Panuwun mengatakan pemerintah daerah langsung menindaklanjuti temuan tersebut. Sejumlah pejabat, juga sudah membahas secara internal dan meminta agar buku pelajaran itu tidak digunakan terlebih dahulu.

Pemerintah daerah juga berencana memanggil tim terkait guna memperjelas materi tersebut. "Ini masih dibahas dan kami kaji. Untuk sementara, buku itu dibekukan dulu penggunaannya," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement