REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Puluhan pelajar dari berbagai sayap organisasi Nahdlatul Ulama (NU) di Kota Semarang menggelar aksi mengajak masyarakat melawan penyebaran paham Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS).
"Jawa Tengah adalah lumbung besar bagi terorisme, termasuk ISIS. Jangan sampai saudara-saudara kita terpengaruh gerakan teroris yang brutal itu," kata koordinator aksi Amrizal Rois di Semarang, Ahad (22/3).
Gabungan pelajar NU yang menggelar aksi, antara lain Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kota Semarang.
Menurut Amrizal yang juga pengurus PMII Kota Semarang, Pancasila sudah disepakati sebagai ideologi bangsa Indonesia sehingga paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila, seperti ISIS, harus dilawan.
Ditambahkan Abdurrahman, Ketua PMII Kota Semarang, gerakan ISIS bukanlah gerakan Islam sebab gerakan terorisme itu justru telah mencoreng nama baik Islam di mata dunia.
Oleh karena itu, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang itu meminta masyarakat tidak mengaitkan ISIS dengan Islam karena ajaran dakwah ISIS tidak dibenarkan oleh ajaran Islam.
Kalangan pemuda, kata dia, khususnya pemuda Islam memang menjadi sasaran empuk penyebaran paham ISIS sehingga para pemuda harus mematangkan wawasan kebangsaan dan keislaman untuk menangkal paham itu.
Selain berorasi, gabungan pelajar NU juga menampilkan aksi teatrikal yang menggambarkan kekejaman ISIS yang tega mengeksekusi orang yang tidak sepaham atau bertentangan dengan ajaran mereka. Di akhir aksinya, para gabungan pelajar NU membakar bendera hitam yang bertuliskan "ISIS" sebagai simbol perlawanan terhadap penyebaran paham ISIS di Indonesia, khususnya di Kota Semarang.