REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Provinsi Kalimantan Timur menyiapkan sedikitnya 19 sekolah baik SMP, SMA maupun SMK untuk mengikuti Ujian Nasional berbasis komputer (Computer Based Test/ CBT), setelah lembaga pendidikan tersebut diverifikasi dan diuji coba oleh tim Kemendikbud.
"Awalnya di kita hanya ada 12 sekolah yang dinyatakan layak mengikuti UN CBT, tetapi setelah verifikasi lanjutan, ternyata ada tambahan lagi sehingga kini ditetapkan 19 sekolah yang siap," ujar Wakil Sekretaris UN Tingkat Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Simon Tarigan di Samarinda, Rabu (25/3).
Ketetapan 19 sekolah yang harus siap dan layak mengikuti UN CBT itu, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kementerian Pendidikan Nomor 017/H/EP/2015 tentang UN berbasis komputer.
Ke 19 sekolah yang siap UN CBT itu terdiri dari tujuh sekolah jenjang SMA, tujuh sekolah jenjang SMK, dan lima sekolah jenjang SMP baik negeri maupun swasta. Rinciannya adalah di Kota Samarinda terdapat lima sekolah, yakni SMKN 1, SMKN 5, SMKN 6, SMKN 7, SMPN 1, dan SMPN 2.
Di Balikpapan terdapat delapan sekolah, yakni SMAN 1, SMAN 2, SMAN 5, SMA Muhammadiyah 2 Al Mujahidin, SMA Patra Dharma, SMKN 2, SMKN 3, dan SMPN 1.
Di Kota Bontang terdapat empat sekolah, yakni SMA YPK, SMA YVPDP, SMPN 1, dan SMP YPK. Kemudian terdapat satu sekolah di Kabupaten Kutai Kartanegara, yakni SMK Bhakti Loa Janan.
Menurut Simon, dalam mengisi soal UN baik yang berbasis komputer maupun yang berbasis kertas seperti pada umumnya, sebenarnya tidak jauh berbeda karena polanya sama, hanya yang manual menggunakan lembar jawaban kertas diisi menggunakan pensil, sedangkan yang menggunakan komputer tinggal klik pada kolom centang/ silang.
Keuntungan UN berbasis komputer di antaranya adalah hemat kertas, sehingga mampu mengurangi biaya pencetakan soal. Namun UN CBT membutuhkan waktu lebih lama karena dalam satu hari hanya ada satu mata uji.
Hasil UN CBT ini akan dibawa oleh panitia pusat dalam bentuk aplikasi dan dilakukan penilaian. Selanjutnya akan digabung dengan hasil UN berbasis kertas untuk dikembalikan ke daerah, dilanjutkan ke masing-masing sekolah guna menggabungkan nilai sekolah dan menentukan kelulusan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika