REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Sejalan dengan program pemerintah yang akan menjadikan sektor maritim sebagai salah satu kekuatan, Kabupaten Kudus siap berperan aktif. Bupati Kudus H. Musthofa mengatakan Kudus siap mendukung sektor maritim dengan mencetak pelaut-pelaut handal melalui pendidikan.
"Walau Kudus tidak punya laut, tapi kami siap mencetak pelaut-pelaut handal," ujar Mustofa saat penandatanganan nota kesepahaman dan peresmian studi pelayaran di SMK Wisudha Karya, Kudus, Kamis (26/3).
Melalui kurikulum yang diterapkan di sekolah tersebut, ujar Mustofa, Kudus akan mencetak tenaga pelaut yang senantiasa akan menguasai poros maritim dunia.
"Hal ini sekaligus menjadikan Kudus sebagai paku bumi untuk pendidikan di Indonesia. Karena sebelumnya Kudus juga memiliki SMK dengan program studi Tata Boga dan Tata Busana, yang juga akan mencetak pekerja-pekerja kreatif berkualitas internasional," kata dia.
Kebutuhan akan pelaut di Indonesia sendiri memang tinggi. Terlebih Presiden Joko Widodo menitikberatkan sektor maritim pada salah satu program kerja, yaitu dengan membangun tol laut. Yakni memaksimalkan layanan berbagai sarana transportasi laut seperti pelabuhan, kapal dan sistem logistik.
Untuk mewujudkan hal itu dibutuhkan sedikitnya 69.000 pelaut. Adapun sekolah pendidikan kepelautan yang ada saat ini hanya mampu menghasilkan lima persen dari jumlah kebutuhan tersebut.
"Sayangnya luasnya kawasan laut Indonesia itu belum dibarengi dengan kekuatan sumber daya manusia untuk mengelolanya," ujar Capt. Weku Frederik Karuntu MM, selaku Kepala Sub Divisi Kepelautan Kementerian Perhubungan.
Untuk itu ia berharap dengan peresmian program studi pelayaran di SMK Wisudha Karya ini dapat menciptakan pelaut-pelaut atau Sumber Daya Manusia yang sesuai dengan kompetensi dan dapat memenuhi kriteria standardisasi nasional dan internasional.
"Pemerintah telah bertekad untuk menjadikan Indonesia poros maritim dunia pada 2019. Untuk itu perlu kerjasama bersama untuk meningkatkan kualitas, kuantitas SDM," kata dia.
Dalam studi pelayaran di SMK Wisudha Karya ini dibuka dua dua paket keahlian. Yakni paket keahlian Nautika Kapal Niaga dan Teknika Kapal Niaga. Seluruh paket keahlian tersebut mengacu pada standard kurikulum dari International Maritime Organization (IMO).
Untuk keahlian kapal Nautika Kapal Niaga, para calon perwira muda dibekali dengan ilmu kepelautan selama tiga tahun dan praktik kerja satu tahun. Lulusannya akan mendapat sertifikat Ahli Nautika Tingkat IV, atau certificate od Competency Class 4 yang diakui dunia Internasional. Hal yang sama juga untuk Teknika Kapal Niaga.
"Bersama Sumitomo Mitusi Banking Corporation, kami ikut berupaya mencetak pelaut profesional guna mencukupi kebutuhan pelaut di Indonesia bahkan dunia," kata dia.
"Dengan dibukanya program studi pelayaran ini, selain dapat mendukung program pemerintah di bidang maritim, juga dapat meningkatkan peran Indonesia sebagai penghubung jalur perdagangan dunia," ujar Primadi.