REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Kabupaten Kudus siap mencetak pelaut-pelaut handal tanah air. Hal itu menyusul diresmikannya kurikulum pelayaran di SMK Wisudha Karya.
Sebagai sekolah yang siap mencetak pelaut atau sumber daya manusia yang sesuai dengan kompetensi nasional dan internasional, SMK Wisudha Karya memiliki sejumlah fasilitas pendukung yang dapat menunjang proses pembelajaran. Apa saja?
Pertama adalah fasilitas Full Mission Bridge Simulator untuk paket keahlian Nautika Kapal Niaga.
Didesain laiknya ruang kemudi kapal, di dalam ruangan berukuran 12x8 meter itu terdapat sejumlah alat yang juga terdapat ruang kemudi kapal. Di ruangan ini para siswa akan mendapat pembelajaran langsung tentang navigasi kapal juga pengoperasiannya.
Para calon perwira muda ini dibekali dengan dasar ilmu kepelautan selama tiga tahun ditambah dengan praktik kerja selama satu tahun. Lulusannya akan mendapatkan sertifikat Ahli Nautika Tingkat IV, atau Certificate of Competency Class 4 yang diakui dunia internasional.
Pemenuhan fasilitas tersebut merupakan kerja bersama antara Djarum Bakti Pendidikan bersama PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation.
Selain Teknika Kapal Niaga, para siswa juga bisa mempelajari paket keahlian Teknika Kapal Niaga. Untuk keahlian ini para calon perwira muda disiapkan untuk menjadi ahli pemesinan kapal niaga. Untuk mendukung keahlian itu sekolah ini dilengkapi dengan ruang mesin kapal,
Dengan masa studi yang sama, lulusannya akan mendapatkan sertifikat Ahli teknika Tingkat IV, atau Certificate of Competency Class 4 yang diakui dunia internasional.
Primadi H Serad selaku Program Director Djarum Bakti Foundation mengatakan, pihaknya sengaja memilih jurusan di SMK karena nantinya lulusan di sekolah tersebut dapat langsung terjun ke dunia kerja dan mendapat pendapatan yang tinggi.
"Di pelayaan misalnya, lulusan SMK minimal bisa mendapat gaji 10-15 juta jika bekerja di kapal berbendera Indonesia. Jika bekerja di kapal asing, mereka bisa mendapatkan gaji awal lebih dari Rp 30 juta per bulan," jelasnya.
Ia pun berharap dengan dibukanya program studi pelayaran ini, selain dapat mendukung program pemerintah di bidang maritim, juga diharapkan dapat meningkatkan Indonesia sebagai penhubung jalur perdagangan dunia.