REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Informasi ini penting dan perlu disadari bagi pengelola dunia pendidikan. Hingga saat ini, sekolah yang menerapkan pendidikan SRA (Sekolah Ramah Anak) masih relatif minim.
''Di Jawa Tengah saat ini, sekolah yang menerapkan pendidikan sekolah ramah anak juga masih relatif sedikit sekali,'' kata Seno Warsito, pakar pendidikan ramah anak dari Universitas PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia), Semarang.
Usai menjadi pembicara pada acara Program Training Internasional tentang Hak-Hak Anak, Manajemen Kelas dan Manajemen Sekolah di Hotel Lor In, Solo, Seno tak merinci detail jumlah sekolah yang sudah menerapkan ramah anak maupun yang belum. Yang jelas, jumlahnya masih cukup banyak.
Menurut Seno, sekolah ramah anak adalah sekolah yang memberikan posisi, proteksi, dan partisipasi kepada anak. Posisi, artinya memberikan kebutuhan anak, baik kenyamanan, mendapatkan ilmu dan sebagainya.
Sedang proteksi, lanjut Seno, anak bisa terlindungi dari berbagai kekerasan fisik maupun mental. Baik dari teman-teman sekolah maupun guru. Adapun partisipasi, adalah bagaimana anak bisa berpartisipasi, baik dalam kebijakan di sekolah biasanya melalui OSIS maupun partisipasi dalam kelas.
Berdasarkan evaluasi terhadap sekolah yang menjadi model maupun imbas, menurut Seno, sekarang ini sudah ramah anak, kekerasan sudah tidak ada lagi baik fisik maupun mental. Termasuk guru-guru sudah melakukan pelayanan yang baik.