Rabu 01 Apr 2015 14:23 WIB

Pembentukan Satgas Buku Agama Harus Dibicarakan dengan Ormas Islam

Rep: c 13/ Red: Indah Wulandari
Buku Sejarah Kebudayaan Islam.
Foto: FB
Buku Sejarah Kebudayaan Islam.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) penyelidikan buku agama bermasalah oleh Kementerian Agama (Kemenag) disarankan agar harus dibicarakan dahulu dengan ormas-ormas Islam.

“Buat rambu-rambu dahulu bersama ormas Islam,” ungkap Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Pendidikan Anwar Abbas, Rabu (1/4).

Sebelum diawasi oleh Satgas, ujarnya, pemerintah harus membuat terlebih dahulu peraturannya. Ia juga mengungkapkan, untuk membuatnya, pemerintah perlu bekerjasama dan dibicarakan terlebih dahulu dengan beberapa ormas Islam.

Menurutnya, hal ini perlu dilakukan agar masyarakat tidak terpasung kreativitasnya kelak. Ia berharap kontrol tersebut tidak membatasi kebebasan berpendapat dan berbicara masyarakat melalui karya-karya tulisnya.

“Untuk itu, pemerintah harus membicarakan dahulu rambu-rambunya dengan ormas Islam supaya tidak kebablasan,” ujar Anwar.

Bendahara PP Muhammadiyah ini mengatakan, pengawasan dan pendalaman buku-buku pelajaran yang beredar di madrasah-madrasah memang perlu dilakukan sesuai tugas Kemenag.

“Dunia pendidikan hendaknya tidak diisi dengan praktek penghinaan. Sebab akan merusak ketenangan dalam kehidupan terutama dalam kehidupan keagamaan dan merusak akhlak serta moral anak didik,” tegas Anwar.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement