REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Popong Otje Djundjunan mengatakan ujian nasional berbasis komputer atau "Computer Based Testing" harus dilaksanakan secara bertahap.
"UN berbasis komputer harus dilangsungkan bertahap dan melihat situasi serta kondisi," ujar Popong usai raker dengan Mendikbud di Jakarta, Selasa (7/4).
Popong menilai UN berbasis komputer tersebut sangat baik untuk kemajuan pendidikan di Tanah Air. "Jadi usaha apapun untuk kemajuan pendidikan, akan kami dukung," tambah dia.
Politisi Golkar itu menilai wajah pendidikan di Tanah Air masih timpang, karena mutu pendidikan di Jakarta berbeda dengan Papua.
Untuk itu perlu adanya upaya perbaikan mutu pendidikan sebelum menerapkan UN berbasis komputer secara keseluruhan.
UN berbasis komputer akan dilangsungkan di 585 sekolah baik SMA/SMK dan SMP. UN baik berbasis kertas dan komputer untuk tingkat SMA/SMK akan dilangsungkan pada 13 April hingga 15 April.
UN berbasis komputer itu menjadi proyek percontohan. Pada 2014, UN berbasis komputer dilangsungkan di sekolah Indonesia di Malaysia dan Singapura.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, UN 2015 tidak lagi menentukan kelulusan. Pada tahun sebelumnya, UN menyumbang porsi 60 persen kelulusan.
Mendikbud Anies Baswedan menegaskan pada UN 2015 yang ditekankan adalah kejujuran. "Jujur, jujur, jujur, baru prestasi," tukas Anies.