REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi Nasional Pendidikan Andreas Tambah mengatakan, peserta paket C terus mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Hal itu dikarenakan, beberapa tahun terakhir ini tingkat kelulusan mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Sehingga, anak-anak yang tidak lulus sekolah semakin berkurang dan peserta paket c akan semakin berkurang," ujarnya kepada ROL Ahad (12/4).
Menurut dia, hal itu dikarenakan, semakin meningkatkan pelayanan dan fasilitas pendidikan di Indonesia semakin baik. Meskipun begitu, tak bisa dikatakan bahwa mutu pendidikan sudah bagus. Mengingat, hal itu diukur melalui apa dan seperti apa bandingannya, masih tidak jelas.
Ia mengatakan, jika dibandingkan dengan pendidikan di luar negeri, tentu saja masih sangat jauh.
Ia mendukung pelaksanaan Paket C untuk peserta Lapas dilaksanakan di dalam tahanan. Dan, lebih baik tidak dipaksakan untuk keluar, karena hanya akan berdampak kurang baik untuk peserta dan orang lain. Asalkan, sistem dan pengawasan paket c dapat diawasi dengan baik.
Lagi pula, apabila para anak-anak itu keluar tahanan, maka efek jera bagi mereka tidak akan berpengaruh. Mengingat, kejahatan di usia remaja semakin meningkat akhir-akhir ini.
Pun publik banyak salah kaprah terkait paket C. Ia menyatakan banyak dari publik hanya menggunakan paket C sebagai pelarian saja. Dengan beranggapan tidak perlu lelah bersekolah, karena bisa lulus dengan mudah melalui paket C.
Padahal, paket C diberlakukan untuk membantu masyarakat yang putus sekolah dan tidak berkesempatan bersekolah. Bukan untuk alasan karena malas sekolah dan hanya meninginkan jalan yang singkat.
Oleh karena itu, pemerintah harus memperhatikan sistem dan pengawasan pelaksanaan paket C dengan sangat hati-hati. Mengingat, pelaksanaan paket C tidak mengajarkan penanaman karakter yang baik. Persyaratannya pun harus lebih ketat lagi.