REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya memiliki konsep wisata edukatif yang unik untuk para siswa. Demi mengenalkan anak-anak Surabaya pada sejarah kotanya sekaligus memupuk jiwa toleransi antarumat beragama, para siswa diajak jalan-jalan ke tempat-tempat peribatan bersejarah di Kota Pahlawan.
Kegiatan yang diselenggarakan pada 13-14 April tersebut diikuti 400-an siswa. Mereka berasal dari puluhan SD dan SMP, dengan beragam latar belakang agama. Anak-anak itu diajak berkunjung ke sejumlah lokasi wisata religi dan bersejarah. Antara lain, Klenteng Pak Kik Bio, Masjid Sunan Ampel, Pura Agung Jagat Karana, Gereja Katholik Kelahiran Santa Perawan Maria, dan Masjid Cheng Ho.
Kabid Rekreasi dan Hiburan Umum Disbudpar Surabaya Fauzi M Yos menuturkan, kegiatan ini rutin dilaksanakan dan sudah masuk tahun ketiga. Tujuannya, kata Fauzi, adalah mengenalkan objek wisata dan menguatkan religiusitas anak sejak dini. "Ini juga mengasah rasa saling menghargai antar siswa yang berbeda agama," kata Fauzi, Senin (13/4).
Di setiap lokasi, anak-anak mendapat cerita dari pengurus tempat ibadah seputar sejarah, serta perkembangan tempat ibadah tersebut. "Saya senang dengan kedatangan anak-anak untuk mengenal sejarah di Surabaya. Sebab, cerita-cerita seperti ini akan membuat kita bersemangat dan termotivasi untuk berbuat baik," kata Pengurus Masjid Ampel Zaid Muhammad.
Kepada siswa, Zaid lantas menceritakan asal-muasal pembangunan Masjid Ampel. Hal yang sama juga dilakukan oleh para pengurus atau pemuka agama di tempat-tempat ibadah lain yang dikunjungi. Pemuka Hindu dari Pura Agung Jagat Karana Nyoman Mustika mengapresiasi antusiasme murid yang ikut dalam kegiatan ini.