REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski terindikasi terjadi kebocoran soal, Universitas Indonesia (UI) tetap menggunakan nilai Ujian Nasional (UN) sebagai salah satu komponen bahan pertimbangan untuk penerimaan mahasiswa baru. Pasalnya, jumlah kebocoran dinilai tidak masif.
"Persentasenya kecil, kami menghargai mereka yang sudah berjuang keras," ungkap Rektor Universitas Indonesia, Muhammad Anis, kepada Republika, Jumat (17/4).
Menurut Anis, belum tentu semua siswa melakukan kecurangan dan mengakses bocoran soal. Lagi pula, hasil UN bukanlah komponen utama untuk penerimaan mahasiswa baru.
Secara umum, dipaparkan Anis, terdapat berbagai komponen yang menjadi acuan UI menerima mahasiswa baru. Aspek tersebut antara lain nilai rapor, hasil UN, rata-rata nilai UN sekolah, reputasi sekolah, senior-senior yang berprestasi, keberhasilan siswa dari sekolah yang sama dalam SNMPTN tiga tahun terakhir, dan lain-lain.
"Jadi kompleks, ada pembobotan pada masing-masing komponen. Kami tidak mutlak merujuk pada salah satu komponen," kata guru besar dalam bidang metalurgi itu.
Terkait kemungkinan adanya ujian ulang di beberapa daerah, Anis menyatakan tidak keberatan. Hanya saja, apabila hasil UN ujian ulang melebihi jadwal waktu SNMPTN di UI, maka hasil UN ulang tidak akan turut dipertimbangkan.
"Silahkan saja jika memang perlu ujian ulang. Tetapi seleksi tidak menunggu hasil itu. Selama sesuai dengan jadwal, maka akan dipertimbangkan," ujarnya.