REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Kepala Ombudsman Republik Indonesia (ORI), Perwakilan Bali, Umar Ibnu Al Khottob mengingatkan pentingnya peningkatan pengawasan terhadap pelaksanaan Ujian Nasional.
Dari pelanggaran selama pelaksanaan UN SMA, terbanyak disebabkan lemahnya pengawasan. "Kami minta agar pengawasan diperketat, pada pelaksanaan UN SMP," kata Umar di Denpasar, Senin (20/4).
Hal itu dikemukakar Umar, terkait temuan pelanggaran UN oleh ORI Bali selama kegiatan UN SMA/SMK. Menurut Umar, diantara pelanggaran yang paling menonjol adalah penggunaan HP oleh para siswa di dalam ruangan selama pelaksanaan UN.
Secara terpisah, Kadisdikpora Bali TIA Kusuma Wardhani berjanji segera menindaklanjuti temuan ORI Bali. Menurut di, temuan dari pihak ORI akan menjadi bahan evaluasi bagi Disdikpora guna perbaikan pelaksanaan UN pada tahun depan.
“Kami akan melakukan evaluasi secara menyeluruh, termasuk temuan dari Ombudsman soal adanya siswa membawa handphone ke dalam kelas serta pengawas yang sibuk membaca koran selama UN berlangsung,” ujarnya.
Ditegaskannya, pihak yang paling bertanggungjawab atas temuan pelanggaran itu justru pengawas UN sendiri. Sebab yang boleh masuk ke ruang ujian hanya siswa peserta UN dan pengawas.
Meski nilai UN bukan faktor penentu bagi kelulusan siwa katanya, namun Disdikpora tetap berkewajiban melaksanakan kajian. Sebab, hasil UN memberikan gambaran terhadap tingkat pencapaian proses belajar mengajar di tiap sekolah.
“Apa benar tidak proses pembelajaran di sekolah? Benar tidak guru memberi materi sesuai tuntutan pemerintah? Sejauh mana pembelajaran di sekolah. Itu yang akan kami kaji,” tegasnya lagi.