Rabu 22 Apr 2015 02:50 WIB

Wah, Wali Kota Risma Jadi Penguji Sidang Doktor

Rep: Andi Nurroni/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Tri Rismaharini - Walikota Surabaya
Foto: Republika/ Wihdan
Tri Rismaharini - Walikota Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Ada yang berbeda dalam sidang doktor Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Selasa (21/4) ini. Pasalnya, Wali Kota Surabaya Dr (HC) Ir Tri Rismaharini MT turut hadir dalam sidang ini sebagai penguji.

Kehadiran Risma sebagai penguji tidak terlepas dari tema penelitian yang disajikan kandidat doktor R Irwan Bagyo Santoso. Dalam disertasinya,  mahasiswa S3 Jurusan Teknik Lingkungan ITS itu mengangkat kajian penetapan Ruang Terbuka Hijau (RTH), yang sesuai dengan latar belakang Risma sebagai Guru Besar bidang Manajemen Pembangunan Kota.

Karya disertasi Irwan berjudul Metode Evaluasi dan Model untuk Penetapan Ruang Terbuka Hijau Menggunakan Data Seri Waktu Konsentrasi Karbondioksida. Menurut Irwan, latar belakang pembuatan disertasi ini adalah adanya peningkatan konsentrasi karbondioksida yang terus menerus, terutama di Surabaya. “Oleh karena itu, saya ingin melakukan usaha pengendalian karbondioksida,” ujar dia seusai sidang.

Salah satu caranya, menurut Irwan, adalah melalui penetapan proporsi RTH yang sesuai dengan kebutuhan dan aktivitas. Karena, lanjut dia, proporsi RTH yang berlebihan nantinya juga menyebabkan peningkatan karbondioksida. “Jangan sampai kita menetapkan proporsi RTH atas dasar konvensi seperti yang kita lakukan saat ini,” tuturnya.

Untuk itulah, dalam disertasi ini ia mengusulkan penggunaan metode Net_CO2-Con. Dengan metode ini, Irwan menjelaskan, proporsi RTH dapat ditentukan sesuai dengan kebutuhan sehingga keseimbangan karbondioksida tetap terjaga. “Selain itu, data yang kita dapatkan juga lebih nyata, terhitung dan terukur,” papar Irwan.

Dalam sidang ini, Irwan mendapat beberapa masukan dari Risma. Dalam penilaiannya, Risma ingin disertasi Irwan ini mendapat pengembangan lebih lanjut agar segera diterapkan di masyarakat. “Saya berharap nantinya bisa dilakukan kajian lebih mengenai RTH, tidak hanya dari aspek jumlah karbondioksidanya,” ujar Risma memberikan masukan terhadap Irwan.

Di akhir presentasinya, Irwan berharap nantinya metode yang ia usulkan bisa segera diterapkan dalam proses penataan ruang, utamanya di Surabaya. Karena baginya, sebenarnya penataan ruang di Surabaya sudah jauh lebih bagus jika dibandingkan dengan negara Jerman sekalipun. “Akan lebih bagus lagi jika kadar karbondioksidanya bisa dikendalikan supaya lingkungan bisa menjadi lebih sehat,” ujar Irwan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement