REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah paket soal dalam Ujian Nasional (UN) SMP/ sederajat belum bisa dipastikan. Untuk menghindari kecurangan, pengawas diminta memperketat pengawasan ujian.
Kepala Bidang (Kabid) SMP Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi DKI Jakarta, Tajuddin Nur, mengatakan pihaknya baru menerima informasi awal terkait jenis paket soal.
"Berdasarkan informasi sementara, ada lima paket soal yang akan digunakan dalam UN SMP/ sederajat. Namun, bisa saja faktanya berubah. Jenis paket soal baru bisa dipastikan pada hari - H," ujarnya saat dijumpai Republika, di kantornya, Kamis (23/4).
Pada UN tahun lalu, lanjut dia, paket soal mencapai 20 jenis. Karenanya, potensi kecurangan dalam UN relatif lebih kecil. "Aturan dasarnya, peserta UN tak boleh mendapatkan paket soal yang sama, baik dengan peserta yang duduk di sampingnya, di depannya atau di belakangnya. Namun, peluang kesamaan soal tetap bisa terjadi," imbuh Tajuddin.
Menurut Tajuddin, hingga kini belum ada ketentuan khusus yang mengatur posisi duduk siswa. Selain itu, lembar soal juga tidak disertai kode pembeda jenis paket.
"Sebagai antisipasi awal, kami mengimbau kepada pengawas untuk memperketat pengawasan ujian. Dengan begitu, tidak ada kesempatan bagi siswa untuk berbuat curang," tegasnya.
Seperti diketahui, UN SMP/sederajat akan berlangsung pada 4-7 Mei 2015. UN diikuti 1.084 SMP negeri dan swasta, 17 SMP LB, 242 MTs dan 13 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Soal UN sendiri baru akan didistribusikan tepat pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei mendatang.