Rabu 29 Apr 2015 10:52 WIB

Ketidakmerataan Akses Pendidikan, Google Hadirkan Teknologi Pengajar

Rep: MGROL33/ Red: Winda Destiana Putri
Google
Google

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketidakmerataan akses pendidikan di Indonesia memang masih menjadi kendala bagi dunia pendidikan. Ketimpangan tersebut terjadi akibat banyak faktor yang belum mendapatkan solusinya oleh pemerintah. Salah satu faktor tersebut terlambatnya materi pelajaran yang sampai ke para pelajar yang berada jauh di wilayah-wilayah terpencil.

Pesatnya perkembangan teknologi di era modern saat ini, membuat sebagian kalangan untuk melakukan inovasi menciptakan sistem pendidikan yang dapat dijangkau oleh semua masyarakat. Termasuk mereka yang berada di wilayah-wilayah yang jauh dari kota-kota besar. Karena kita ketahui Indonesia merupakan negara kepulauan.

Maka dalam mendukung hal tersebut, Google menghadirkan pengajar-pengajar yang luar biasa dalam diskusi "Semua bisa Belajar" untuk menyambut hari pendidikan pada tanggal 2 Mei mendatang.

"Kami melihat para pengajar telah berpikir satu langkah lebih maju. Dengan memanfaatkan teknologi yang gratis, dengan dibantu alat-alat kolaboratif yang dapat mengubah cara mengajar," ungkap Pepita Gunawan, Indonesia Lead for Education Digital, Google Asia Pasific, Rabu, (29/4).

Hal tersebut dibuktikan oleh seorang guru lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB), Agus Nggermanto. Ia menciptakan kursus spesial dibidang matematika yang bernama APIQ (Arithmetic Quantum Plus Intelligence). Kursus tersebut merupakan kursus kreatif matematika yang dapat membantu murid-murid untuk lebih mudah mempelajari matematika dengan cara yang menyenangkan. Kursus tersebut disajikan oleh Agus melalui Youtube.

Agus atau yang dikenal sebagai Paman Apiq oleh penontonnya, memanfaatkan video untuk berbagi metode uniknya dalam memahami matematika. "Dulu saya sering mendapat permintaan buku dari guru di luar pulau Jawa. Sekarang mereka bisa saya arahkan ke kanal Youtube saya dan mereka dapat menemukan dan memilih konten yang dibutuhkan," ujar Agus.

Selain APIQ, Google juga mendatangkan professional pendidikan dari inibudi.org. Inibudi merupakan organisasi non profit yang mendesain dan memproduksi materi pembelajaran digital seperti video, teks, dan lembar kerja untuk siswa, guru, dan orang tua diseluruh Indonesia. "Ada tiga permasalahan pendidikan di Indonesia yaitu, akses, kualitas, dan daya saing kerja (employability), tutur Wilita, managing Director Inibudi.org.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement