Sabtu 02 May 2015 12:09 WIB

'Kembalikan Ruh Pendidikan Berkarakter ke Sekolah'

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Dwi Murdaningsih
 Sejumlah murid SMP terpilih se-Jabodetabek berlatih upacara bendera di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (13/8).     (Republika/Raisan Al Farisi)
Sejumlah murid SMP terpilih se-Jabodetabek berlatih upacara bendera di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (13/8). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Bupati Purwakarta, Jabar, Dedi Mulyadi, mengkritisi soal bongkar muat kurikulum pendidikan. Bongkar muat kurikulum tersebut, hanya menyerminkan pendidikan berbasis pesanan. Sehingga, pendidikan di Indonesia ini masih belum jelas arahnya akan ke mana.

"Pendidikan itu, bukan untuk di coba-coba," ujar Kang Dedi, kepada Republika Online di sela-sela peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Sabtu (2/5).

Menurut Dedi, sejak lama para pendiri bangsa ini memiliki konsep akan manusia Indonesia seutuhnya. Yakni, melalui pendidikan. Dengan kata lain, pendidikan itu harus menjadikan manusia Indonesia seutuhnya.

Utuh yang dimaksud, yakni utuh dengan tanahnya, air, udara dan mataharinya. Itulah Pendidikan Berkarakter. Karakter ini, maka akan melahirkan watak budaya yang beridentitas, mandiri dan berdaulat.

Jadi, sudah seharusnya ruh pendidikan ini dikembalikan. Jangan sampai, kurikulum pendidikan ini hanya menyoroti soal angka prestasi belaka. Atau berorientasi pada nilai semata.

"Bila pendidikan ukurannya nilai, maka tujuan pendidikan itu tidak akan tercapai. Manusia Indonesia, tidak akan bisa utuh," ujarnya.

Karena itu, sudah saatnya pendidikan kembali pada penghayatan, pengalaman, serta pengamalan. Kembalilah pada keutuhaan manusia Indonesia.Menurut dia, sudah saatnya anak-anak diajarkan mengenai pendidikan nyata. Seperti, memasak, menyulam, merenda, beternak, bertani, bermain sastra, teater, musik dan olahraga.

"Pendidikan nyata ini, merupakan pondasi kreativitas. Kreativitas tersebut akan membentuk budaya yang merupakan jati diri bangsa," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement