Senin 04 May 2015 15:52 WIB

Menag: Paradigma UN Sekarang Berubah

Rep: c30/ Red: Agung Sasongko
Ujian Nasional SMP
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ujian Nasional SMP

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN  --  Paradigma Ujian Nasional (UN) saat ini berubah, perbedaannya ada pada hasil UN saat ini dan tahun-tahun sebelumnya. Saat ini, UN tidak lagi menjadi standar ketetapan kelulusan siswa dari sekolah melainkan sebagai pijakan untuk membantu siswa melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. 

“Jadi kalau tahun-tahun yang lalu UN itu menjadi alat atau parameter tolok ukur lulus tidaknya siswa, maka tahun ini tidak,” ujar Mentri Agama Lukman Hakim Saefuddin saat berkunjung ke MTsN Pamulang Kota Tangerang Selatan Senin (04/5).

Menurutnya, tahun ini adalah UN pertama kalinya dengan perspektif dan paragidma yang berbeda dibanding UN tahun lalu. Perbedaan yang mencolok itu ada pada fungsi UN yang bukan lagi sebagai tolok ukur atau alat parameter untuk mengukur kelulusan siswa, namun lebih diarahkan untuk melakukan pemetaan terkait dengan mata pelajaran dan kualitas pendidikan secara umum.

“UN ini sebagai peta secara nasional, sehingga tahun-tahun mendatang itu menjadi landasan yang harus ditempuh,” ujarnya yang datang bersama Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin dan Direktur Pendidikan Madrasah Nurcholis Setiawan.

Perubahan Paradigma UN ini, lanjutnya,  berdampak pada perubahan fungsi UN . Kini UN lebih dimaksudkan untuk membantu para siswa - siswi untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dengen begitu, siswa-siswi tetap akan mengerjakan soal-soal UN dengan penuh semangat dan ketelitian sehingga mencapai nilai yang memuaskan.

Adapun manfaat dari perbedaan paradigma UN saat ini adalah bahwa siswa-siswi tidak stres ketika menghadapi UN seperti tahun-tahun lalu. Bahkan menurutnya, tahun-tahun dulu yang stres bukan hanya siswa, namun guru-guru juga para orangtua ikut menaggung stres atau rasa khawatir yang sama besarnya terhadap mesa depan anak-anaknya itu.

“Nah saat ini UN tidak lagi menjadi penentu kelulusan siswa, karena sekarang lulus tidaknya siswa berpulang akepada lembga pendidikan masing-masing, sekolah atau madrasah,” ujarnya.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement