REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Teguh, Sekreatris PCM Meraya, Kabupaten Jembrana Bali mengatakan, selama sebulan KKN di Meraya para mahasiswa UAD melakukan pembimbingan baca tulis Alquran pada anak-anak nelayan di desa tersebut. "Mereka (mahasiswa KKN) juga melakukan bimbingan belajar dan antusias anak-anak luar biasa. Setelah KKN pulang jadi sepi," ujarnya.
Rektor UAD, Kasiyarno dalam kesempatan itu mengatakan, program KKN yang digelar UAD di Bali baru memasuki tahun pertama. "Penempatan mahasiswa KKN UAD bukan hanya di masyarakat Muslim saja, tetapi juga dilakukan di masyarakat non-Muslim, "ujarnya.
Kasiyarno mencontohkan, program KKN UAD di Kamboja dan di Filipina. Menurutnya, KKN merupakan sarana bagi perguruan tinggi termasuk UAD untuk menerjunkan mahasiswanya melakukan pengabdian terhadap masyarakat. "Pengabdian pada masyarakat ini bukan hanya pada masyarakat Muslim saja," ujarnya.
Menurut Kasiyarno, di UAD bahkan banyak terdapat mahasiswa beragama Hindu, Budha maupun non muslim lainnya. "KKN UAD di masyarakat non-Muslim ini bukan berarti ajang mengIslamkan masyarakat. Tetapi sebagai sarana untuk memberikan contoh bahwa Islam itu rahmatan lil 'alamin, rahmat bagi semua umat," katanya.
Karenanya ke depan, UAD akan kembali mengirimkan mahasiswanya ke kampung-kampung nelayan di Bali. Pihaknya ingin mahasiswa UAD memberikan contoh sikap dan kehidupan yang baik bagi para masyarakat di tempat KKN-nya. Selain itu kata Kasiyarno, UAD juga terbuka untuk beasiswa bagi siswa miskin berprestasi. Ada 40 beasiswa setiap tahun bagi mahasiswa baru dari keluarga miskin dan berprestasi ini.
"Siswa yang terjaring beasiswa ini gratis tidak dipungut biaya apapun selama kuliah 4 tahun di UAD, kecuali biaya hidup," katanya.Beasiswa ini menurutnya juga terbuka bagi siswa dari keluarga nelayan di Bali.