REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta bersama Satuan Perangkat Daerah (SKPD) terkait melakukan pemantauan langsung hari perdana pelaksanaan ujian nasional (UN) tingkat SMP di SMP Negeri 09 Sanur, Denpasar. Ia berharap Bali bisa mencetak rekor terbaik dari pelaksanaan UN kali ini.
"Harapan kami hasil UN SMP tahun ini lebih bagus dari sebelumnya sehingga Provinsi Bali bisa mendapatkan peringkat nasional," kata Sudikerta di Denpasar, Senin (4/5).
Usai inspeksi dadakan (sidak) hari itu, Sudikerta mengklaim pelaksanaan UN di sekolah tersebut berjalan lancar. Menurutnya, hal yang perlu dievaluasi kali ini adalah ketertiban pelaksanaan dan keikutsertaan siswa-siswi di dalamnya. Sudikerta juga sempat menyinggung salah satu penghambat anak-anak usia sekolah yang tidak bisa mengikuti UN, yaitu sakit dan pernikahan dini. Ia mengimbau masyarakat Bali khususnya untuk tidak menikahkan putra-putri mereka ketika masih mengenyam pendidikan.
"Orang tua perlu menyadari pendidikan itu sangat penting," tambahnya.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Bali, Tjokorda Istri Agung (TIA) Kusuma Wardhani mengatakan pelaksanaan UN di Bali juga melibatkan pihak kepolisian. Ini demi menjamin kelancaran UN di sekolah-sekolah.
"Khusus polisi yang berjaga di kawasan sekolah diminta berpakaian preman, supaya tidak menimbulkan kesan seram bagi siswa," ujarnya yang ikut hadir kali itu.
Ujian nasional tingkat SMP/MTs di Indonesia berlangsung 4-7 ei 2015. Di Bali, ada sekitar 65.526 siswa SMP/MTs, 887 siswa paket B, dan 45 siswa SMP Luar Biasa yang mengikuti ujian. Wardhani berharap tidak ditemukan lagi laporan kecurangan, seperti UN tingkat SMA/SMK di Bali beberapa waktu lalu. Ia mengimbau seluruh pihak, termasuk pengawas, guru, dan kepala sekolah untuk mengawasi UN secara jujur dan menjunjung tinggi nilai-nilai integritas.