REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) mengaku telah menerjunkan sejumlah tim investigasi. Kepala Pusat Penelitian Pendidikan (Kapuspendik), Nizam mengatakan, upaya ini dilakukan sebagai cara untuk mencegah dan menindak apabila terjadi kecurangan dalam UJian Nasional (UN) SMP 2015.
“Kami melakukan prevensi agar kecurangan bisa dihindari,” ungkap Nizam, Rabu (6/5).
Setidaknya, kata dia, dampak kecurangan bisa diminimalisasi dengan baik. Mengenai tim investigasi, Nizam menyebutkan, tim ini berasal dari Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Itjen Kemendikbud). Selain itu, pemerintah juga menerjunkan pemantau yang berasal dari Panitia Pusat Ujian Nasional dan Direktorat Pembina di Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Dikdasmen).
Dalam kesempatan itu, Nizam juga mengakui telah menemukan dan mendapatkan laporan tentang beredarnya kunci jawaban ujian nasional di beberapa daerah. Menurutnya, pemerintah telah memastikan kunci jawaban yang beredar itu palsu.
Nizam mengungkapkan ada alasan yang menyebabkannya yakin bahwa jawaban UN yang beredar itu palsu. Menurutnya, kunci jawaban itu baru akan dirakit setelah seluruh ujian selesai untuk keperluan penilaian. Ini dilakukan, kata dia, sebagai bagian dari kehati-hatian dan langkah pengamanan ujian.
Sebelumya, kebocoran UN 2015 sempat menghebohkan di beberapa wilayah. Hal ini terjadi tidak hanya pada pelaksanaan Ujian Nasional (UN) pada tingkat SMP maupun SMA.
Salah satu wilayah yang dianggap melakukan kecurangan adalah Sumatera Utara terutama di Kota Medan. Terkait hal ini, sejumlah pengawas UN di salah satu wilayah provinsi ini mengaku telah menemukan satu lembar bertuliskan kunci jawaban di sebuah ruangan di sebuah sekolah.