REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Direktur Madrasah Kementrian Agama berkomitmen terus meningkatkan bantuan untuk madrasah swasta. Hanya saja, upaya itu terhambat oleh keterbatasan dana.
"Kita tetap berjuang alokasi anggaran untuk madrasah meningkat signifikan,"kata Direktur Madrasah, Prof. Nurkholis Setiawan kepada Republika, Senin (11/5).
Nurkholis mengatakan, anggaran yang diterima nantinya akan digunakan untuk lebih mengutamakan dalam peningkatan madrasah swasta. Sebab, saat ini persentase madrasah swasta mencapai 91 persen dari madrasah yang ada di Indonesia.
"Sehingga yang mendapatkan perhatian yang lebih serius tentang pemenuhan standar pelayanan minimal pada madrasah swasta,"ugkapnya.
Nurkholis menjelaskan, seluruh madrasah swasta yang mengajukan bantuan kepada pemerintah seluruhnya akan diverifikasi. "Seperti memverifikasi dokumen hingga pengecekan di lapangan apakah madrasah tersebut memang layak untuk menerima bantuan,"katanya.
Ia kembali menuturkan bahwa kemenag ikut menampung usulan yang ada di seluruh kabupaten kota di Indonesia. Usulan itu kemudian dimasukan dalam pembagian porsi anggaran yang ada. "Tentu, yang membutuhkan jauh lebih banyak dari anggaran yang dimiliki."
Nurholis menambahkan, anggaran bantuan dari pemerintah hanya bersifat slimulan dalam mendorong madrasah swasta. Misalnya, sebuah madrasah mengajukan dana pembangunan ruang kelas Rp 180 juta. Nominal itu tentunya tidak dikeluarkan sepenuhnya oleh kemenag dan belum tentu menjadi ruang kelas. "Hal ini karena tidak mengandalkan anggaran dari kita tetapi juga dana dari masyarakat itu."
Selain bersifat stimulan, kata Nurholis, dana bantuan madrasah hanyalah sebagai bukti kehadiran pemerintah di dalam pendidikan madrasah. "Kita selalu berjuang untuk meningkatkan anggaran untuk masyarakat yang yang paling dominan. Sebab kita memiliki lebih dari 75.000 madrasah di Indonesia dan 91 persennya milik swasta."