REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Jumlah lulusan madrasah yang bisa mengikuti seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) undangan semakin meningkat.
Padahal, sebelumnya siswa Madrasah Aliyah (MA) sempat kesulitan untuk mengikuti seleksi tersebut.
"Berdasarkan data yang sudah masuk, dari MA Sunan Pandanaran ada 25 siswa, MAN Pakem empat, MAN Godean 10, MAN Maguwoharjo delapan, MAN Tempel tujuh orang, dan MAN 3 Jogja ada 38 siswa," papar Kepala Sekolah MAN 3 Yogyakarta Suharto, Selasa (12/5).
Ia mengatakan, saat ini sudah ada hampir 100 pendaftar SNMPTN madrasah aliyah yang berasal dari swasta dan negeri. Mereka tercatat mendaftar di Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Airlangga, UIN Sunan Kalijaga, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Jenderal Soedirman.
Sementara, data dari MA swasta ada yang belum masuk, karena belum melapor atau memang tidak ada yang mendaftar. Menurutnya, pendaftaran SNMPTN melalui jalur undangan tahun ini hampir sama dengan kondisi tahun 2012.
Saat itu, banyak siswa madrasah yang mendaftar ke perguruan tinggi. Tapi, di tahun 2013, justru terjadi kekosongan pendaftar karena salah satu syarat pendaftar adalah penilaian indeks siswa.
Indeks tersebut merupakan perbandingan antara jumlah siswa dan lulusan yang diterima oleh PTN. Ini membuat seluruh MA di Indonesia tidak dapat mengikuti SNMPTN.
Menurut Suharto, SNMPTN jalur undangan memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi. Seperti penilaian indeks jumlah pendaftar dengan yang diterima, track record mahasiswa yang sekolah di sana, akreditasi, nilai rapor, nilai ujian nasional (UN) dan prestasi siswa.