Kamis 14 May 2015 08:30 WIB

Budaya Membaca Bisa Sejahterakan Indonesia

Rep: c 38/ Red: Indah Wulandari
 Anak-anak sedang memilih buku dalam perpustakaan di Masjid Istiqlal,Jakarta, Senin (27/4). (Republika/ Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Anak-anak sedang memilih buku dalam perpustakaan di Masjid Istiqlal,Jakarta, Senin (27/4). (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Budaya membaca bisa membawa Indonesia menjadi sejahtera.

"Kalau kita ingin Indonesia sejahtera, pertama masyarakat harus cerdas. Untuk cerdas itu selain menempuh pendidikan formal, juga harus terus belajar. Masyarakat yang pembelajar itulah yang ingin kita wujudkan dengan menanamkan gemar membaca sejak dini, mulai dari keluarga," tutur Kepala Perpustakaan Nasional Sri Sularsih, Rabu (13/5).

Salah satu penyampaian nilai-nilai yang mencerdaskan bangsa, menurutnya, lewat cerita atau dongeng.

"Kita ikuti apa yang telah dilakukan oleh nenek moyang kita. Penyampaian informasi lewat tradisi lisan atau bertutur. Cerita pada anak-anak usia dini sangat mengena karena memori mereka masih bagus."

Jika penanaman dilakukan sejak dini, kegemaran membaca itu akan terus terbawa sampai dewasa. Sri juga mengimbau agar semua tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk menjadi panutan dalam menggelorakan semangat membaca pada masyarakat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement