REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Sistem penggajian bagi guru honor Sekolah Dasar di sejumlah kelurahan di Kota Medan dinilai tidak manusiawi karena hanya diberikan gaji sebesar Rp200 ribu per bulan.
"Coba kita renungkan bersama, apa yang bisa mereka peroleh dan beli dengan gaji sekecil itu," kata Akademisi Universitas Negeri Medan (Unimed) Dr Mutsyuhito Solin, M.Pd, Sabtu (16/5).
Untuk kondisi saat ini, menurut dia, tidak selayaknya lagi seorang guru Sekolah Dasar (SD) yang bersusah payah mengajar siswa di sekolah diberikan honor sekecil itu.
"Dimana perasaan kita melihat guru mendapat gaji dibawah Upah Minimum Kota (UMK) buruh di Kota Medan yang mencapai nilai jutaan rupiah," ujar Solin.
Ia mengungkapkan keheranannya dengan kondisi zaman yang serba modern, tetapi masih ada guru yang memperoleh gaji hanya Rp200 per bulan sehingga dapat mengindikasikan kemunduran pembangunan pendidikan. Oleh karena itu, katanya, pemerintah harus memperhatikan nasib guru honor yang telah mengabdi hingga puluhan tahun tersebut, termasuk peluang untuk diangkat menjadi CPNS tanpa mengikuti testing.
"Ini merupakan bentuk penghargaan bagi guru honorer yang benar-benar mengabdi dan memiliki dedikasi tinggi untuk membangun Sumber Daya Manusi (SDM) yang berkualitas," katanya.
Ia menambahkan, kondisi yang lebih menyedihkan lagi bagi kehidupan guru tersebut adalah informasi jika honor mereka ada yang belum dibayar hingga tiga bulan.