Ahad 17 May 2015 13:32 WIB

Mendikbud Ingin Bentuk Gerakan Sekolah Menyenangkan

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Indah Wulandari
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan.

REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR -- Minimnya rasa bahagia saat siswa belajar di sekolah ditengarai membuat mutu pendidikan semakin menurun.

Melihat hal ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayan (Mendikbud) Anies Baswedan sangat berharap agar sekolah bisa megembalikan kembali tujuan mereka yang merupakan tempat menuntut ilmu yang menyenangkan bagi siswa.

"Saya sedang memikirkan untuk mengadakan gerakan sekolah menyenangkan. Jadi siswa merasa senang berada di sekolah bukan hanya saat bel istirahat atau pulang saja mereka senang," ujar Mendikbud, Sabtu (16/5) malam.

Anies Baswedan menjelaskan, dulu Ki Hajar Dewantara mendirikan sekolah bernama Taman Siswa. Artinya, Ki Hajar sangat menginginkan bahwa sekolah bukan hanya menjadi tempat siswa mendulang ilmu sebanyak mungkin.

Namun, sekolah pun dijadikan sebuah taman bermain yang di dalamnya terdapat banyak ilmu untuk diserap dan dijadikan pengetahuan siswa.

Untuk membut sekolah yang menyenangkan bagi siswa, Anies menjelaskan, tidak butuh dana besar atau fasilitas yang fantastis.

Semua hal ini bisa dimulai dari kepala sekolah serta guru yang menyenangkan. Dua sosok ini bisa membuat siswa merasa lebih nyaman untuk belajar mskipun keadaan sekolah tidak mewah.

Perilaku guru dan kepala sekolah di dalam sekolah pun harus mencerminkan sikap yang baik. Sehingga mereka bisa dijadikan panutan siswa dalam menjalani seluruh kegiatan belajar mengajar.

"Guru harus menyenangkan dan menginspirasi agar mereka juga akan diingat sampai kapan pun oleh muridnya. Ini salah sau indikasi sekolah menyenangkan," papar Anies.

Anies juga menyebut, saat ini hanya terdapat sekitar 75 persen sekolah yng telah memberikan standar pelayanan minimal. Artinya, terdapat 25 persen yang harus mengembangkan kinerja mereka sehingga minimal bisa memenuhi standar pelayanan, meski belum bisa maksimal.

Bukan hanya memperbaiki kualitas guru dalam mengajar, program di luar pembelajaran yang wajib seperti ekstrakurikuler pun harus diperbaharui mengikuti perkembangan zaman.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement