Rabu 20 May 2015 01:25 WIB

Jual Beli Ijazah Marak Akibat Menjamurnya PTS Gurem

Rep: C13/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ijazah Palsu (ilustrasi)
Foto: Radiocirebon
Ijazah Palsu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengamat Pendidikan dari Universtas Paramadina, Andreas Tambah mengakui banyak kasus jual-beli ijazah yang terjadi di Indonesia. Menurutnya, situasi ini merupakan tanda adanya keburaman pendidikan terutama Perguruan-perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia.

“Hal itu banyak terjadi pada PTS-PTS yang ‘buram’ di Indonesia,” jelas Andreas saat dihubungi Republika, Selasa (19/5).

Menurut Andreas, salah satu masalah utama ijazah ‘palsu’ itu berasal dari PTS yang tidak jelas. Maksudnya, semua itu kebanyakan terjadi pada PTS-PTS yang tidak jelas keberadaannya. Misal, lanjutnya, PTS-PTS yang membuka kelas di lokasi yang jauh.

“Biasanya terjadi pada PTS-PTS tersembunyi,” ungkap Andreas.

Andreas juga mengakui sudah ada peraturan yang meminta seluruh perguruan tinggi untuk tidak melakukan praktik jual-beli ijazah. Hanya saja, kata dia, peraturan ini sepertinya belum terealisasikan dengan baik dalam kehidupan.

Andreas meminta agar pemerintah bisa melakukan tindakan yang lebih tegas lagi kepada pihak-pihak terkait. Selain itu, lanjutnya, kontrol atau pengawasan pemerintah juga harus diperkuat kembali ke depannya.

Sebelumnya, ijazah palsu yang dikeluarkan sejumlah Perguruan Tinggi (PT) di tanah air, banyak beredar secara luas di masyarakat. Selain itu, pemilik sertifikat tersebut juga diakui tidak pernah terdaftar sebagai mahasiswa.

Hal tersebut dikatakan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti), Muhammad Nasir kepada wartawan, Senin (18/5), usai mengadakan pertemuan dengan dosen di Universitas Negeri Medan.

Ijazah yang dikeluarkan sejumlah PT, menurut dia, memang diakui ada, tapi pemiliknya yang tidak benar atau ilegal. "Sebab, ijazah yang diterbitkan tersebut benar-benar asli, tapi si pemegang dokumen penting itu dinggap palsu," ujar Nasir.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement