Rabu 20 May 2015 18:29 WIB

UN Online Belum Memungkinkan Diterapkan di Tingkat SD

Rep: C13/ Red: Djibril Muhammad
ilustrasi
Foto: republika/damanhurizuhri
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta menilai Ujian Nasional dengan konsep Computer Based Test (CBT) alias online belum bisa memungkinkan untuk diterapkan ke seluruh sekolah di Indonesia terutama pada tingkat SD/ MI/ SDLB.

Menurut Kapala Bidan SD, Kanti Herawati, masih banyak yang perlu dipersiapkan untuk bisa menerapkan UN online di tingkat SD. "Untuk tingkat SD, kami rasa belum waktunya," ungkap Kanti saat dihubungi Republika, Rabu (20/5).

Kanti mengakui bahwa UN online memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan UN maupun Ujian Sekolah (US). Meski begitu, katanya, SD-SD di Indonesia terutama di Jakarta masih belum tepat untuk menerapkan UN atau US.

Kanti berpendapat pengetahuan para siswa SD terhadap penggunaan komputer masih belum memumpuni. "Mereka masih kecil juga," katanya. Selain itu, lanjutnya, para siswa SD masih belum terbiasa menggunakan program komputer saat melaksanakan ujian.

Menurut Kanti, penyediaan sarana dan prasarana juga masih belum memungkinkan di Jakarta. Ia menegaskan, jumlah SD di DKI Jakarta itu sangat banyak. Sehingga, lanjutnya, pihaknya agak kesulitan untuk menyediakan sarana yang sesuai untuk bisa menerapkan UN atau US online ke depannya.

Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mulai melakukan sistem UN online pada 2015. Kepala Pusat Penelitian Pendidikan (Kapuspendik) Kemendikbud, Nizam menjelaskan seluruh 585 sekolah sudah dipastikan akan melaksanakan UN atau US.

Nizam menerangkan, penilaian tersebu diutamakan pada aspek kesiapan server sekolah, teknisi yang menjadi operator komputer, dan aplikasi. Pelaksaanaan UN online ini sendiri merupakan rintisan yang dimulai pada tahun ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement