REPUBLIKA.CO.ID, NGAMPRAH -- Sekitar 30 persen dari total siswa lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Bandung Barat tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat. "Ini pakai data yang kemarin (Tahun 2014), jadi ini rata-rata di Bandung Barat," ujar Kepala Bidang Pendidikan SMA Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Bandung Barat, Hasanudin, Kamis (28/5).
Sementara, untuk tahun ini, pihaknya bakal berupaya agar tingkat partisipasi lulusan SMP ke jenjang SMA, mencapai 80 sampai 85 persen.
Apalagi, di tahun ini, jumlah lulusan SMP dan MTs bertambah 5000 siswa dari tahun sebelumnya sebanyak 22 ribu. "Tahun ini lulusan SMP-nya ada 26.400 siswa," tambah dia.
Nantinya, dia juga bakal berinisiatif bertemu dengan tokoh-tokoh masyarakat terutama di wilayah selatan Bandung Barat, seperti Kecamatan Gunung Halu, Sindang Kerta, dan Rongga serta Cipongkor. Pertemuan ini diharapkan bisa mengubah stigma bahwa pendidikan ke SMA dan sederajatnya itu tidak seperti yang lama kebijakannya. Pengajuan dari masyarakat ataupun yayasan untuk membangun beberapa sekolah baru seperti SMA, SMK dan MA, pun banyak yang datang ke pihaknya.
"Kita apresiasi juga. Karena pemerintah kan juga kesulitan untuk membangun sekolah yang negeri. Makanya kita dorong, bagi yayasan yang ingin mendirikan sekolah, itu kita dukung betul," tambah dia.
Dalam dua tahun belakangan, beberapa SMK sudah dibangun di wilayah selatan Bandung Barat. Namun, untuk SMA, memang belum ada yang baru. Namun, sudah ada usulan pembangunan SMA yang masuk ke pihaknya.