REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan mengakui bahwa pendekatan terhadap pendidikan di Indonesia tidak bisa diseragamkan. Menurutnya, setiap wilayah di Indonesia memiliki kondisi dan situasi yang berbeda.
“Pendekatan pendidikan di Indonesia memang tidak bisa diseragamkan,” ungkap Anies saat acara silaturahim seni bersama Mendikbud di Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Kamis (28/5).
Menurutnya, pendekatan tepat untuk diterapkan di pendidikan Indonesia adalah pendidikan asimetrik. Artinya, kata dia, pemerintah perlu mendekati dunia pendidikan di Indonesia dengan tetap menyeragamkan substansinya. Tapi memiliki variasi yang berbeda antara satu dengan lainnya. “Substansinya sama, tapi variasi,” tegas Anies.
Anies menerangkan, pendekatan pendidikan ini juga bisa dianalogikan dengan kondisi bangunan sekolah di Indonesia. Menurutnya, bangunan sekolah memiliki konsep dan bentuk yang seragam. Namun, beberapa sekolah yang berada di wilayah pedalaman, seperti Papua tidak bisa menyamai standar bangunan itu.
Karena itu, standar bangunan ini perlu divariasikan lagi ke depannya, seperti bangunan yang menggunakan bambu sebagai bahan material bangunan. Dia menilai hal ini sesuai dengan konsep asli rumah Indonesia, yakni berbahan bambu dan ini juga akan terihat ekesotis. “Dan ini tentunya akan menjadi PR kita ke depan,” tegasnya.