REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Mengakhiri Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Tahun Pelajaran 2014/2015, Sekolah Dasar Terpadu (SDT) Bina Ilmu, Parung, Bogor, Jawa Barat, menggelar //6th Graduation Ceremony//, Ahad, (14/6). Acara yang bertajuk ''Bina Ilmu Berkiprah untuk Indonesia Bermarwah'' ini mengangkat Budaya Melayu.
Salah satu rangkaian acara tersebut adalah pemberian apresiasi kepada guru ngaji anak-anak yang sampai saat ini masih mengabdikan waktu untuk mendidik dan mengajarkan Al-Qur'an kepada anak-anak usia sekolah di peloksok-peloksok kampung.
Tahun ini kali ketiga acara pelepasan siswa dengan memberikan penghargaan kepada 26 guru ngaji yang berasal dari Kampung Jati, Kampung Waru, Waru Jaya, Tulang Kuning, Lebak Wangi, Ciseeng, Tajur, Pemagarsari, Cidokom, Kampung Kandang -- semuanya di sekitar Kecamatan Parung, Bogor, Jawa Barat.
''Alhamdulillah, kami bekerja sama dengan Program Pembibitan Penghafal Al-Qur'an (PPPA) Daarul Qur'an pimpinan Ustadz Yusuf Mansur dan Penerbit Al-Mawardi Prima memberikan penghargaan kepada guru ngaji dan penggiat Al-Qur'an yang secara ekonomi membutuhkan bantuan,'' kata Manager Lembaga Baitul Mal (Elbama) Bina Ilmu Suprianto.
Ustadz Hasan Basri Tajung, mubaligh asal Medan, Sumatera Utara, yang juga Ketua Yayasan Dinamika Umat (YDU), Kemang, Bogor dan dosen Universitas Djuanda (Unida) Bogor sangat menghargai upaya yang dilakukan oleh SDT Bina Ilmu dalam memberikan apresiasi kepada para guru ngaji di kampung-kampung/peloksok.
"Merekalah ustadz yang sebenarnya. Mereka mengajar ngaji dengan tulus ikhlas. Bahkan biaya listrik pun mereka bayar sendiri. Sementara masyarakat seringkali terlupa untuk memperhatikan mereka," kata ustadz yang baru saja meluncurkan buku berjudul "Karunia Tak Ternilai" (diterbitkan oleh Penerbit Al-Mawardi Prima).