REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Griya Kelompok Studi Walisongo (KSW) Jawa Tengah di Kairo, Mesir, Senin (15/6), terlihat ramai. Aula griya dipenuhi sesak sejumlah santri Pondok Modern Darussalam Gontor dalam pembukaan acara al-rihlah al-tarbawiyah al-tsaqafi al-lugawi. Acara dimulai jam 08.00 waktu Kairo, dan dihadiri Dr Mustofa Dasuki dan Presiden PPMI Agususanto.
Rihlah (kunjungan) dengan tujuan Mesir ini sudah diadakan untuk kedelapan kalinya. Rombongan terdiri dari 27 orang, 12 santri dan 14 santriwati serta satu orang pendamping dari guru senior. Mereka bertolak dari Jakarta, Ahad siang, transit di Malaysia kemudian dilanjutkan ke Abu Dhabi dan sampai ke Kairo pukul 02.40 waktu Kairo.
“Rihlah ini diadakan selama sembilan hari, mulai tanggal 15 Juni-23 Juni,” ungkap Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Agususanto dalam surat elektronik yang dikirimkan ke Republika, Selasa (16/6).
Selain menikmati panorama peninggalan sejarah dari abad Firaun sampai kejayaan Islam, rihlah ini bertujuan meningkatkan kemampuan bahasa dengan berkomunikasi langsung dengan native speaker. “Setiap peserta rihlah dituntun menyajikan kembali apa yang mereka dapat dalam bentuk tulisan untuk kemudian disampaikan dengan lisan di depan peserta lainnya,” kata Agus.
Ia menambahkan, hari pertama rihlah dimulai dengan menjelajahi zaman Firaun dari Old Kingdom sampai New Kingdom. Tempat tujuan pertama rombongan adalah Museum Tahrir. Salah satu museum terbesar dan terlengkap, terlebih untuk peninggalan zaman Firaun.
Museum yang didirikan tahun 1835 itu menyajikan banyak peninggalan sejarah. Jumlahnya lebih dari 120.000 unit, seperti patung, mumi dan lainnya. “Mumi Firaun yang telah diawetkan dan berhasil ditemukan juga tersimpan dalam museum ini,” ujar Agus.
Agus menjelaskan, perjalanan kemudian dilanjutkan menuju Giza. Di sana peserta kembali disajikan zaman keemasan Firaun dengan pemandangan piramid. Selain piramid ini terdapat juga Spink yang menjadi ikon Mesir. Spink berdiri dengan gagahnya, menjadi saksi betapa majunya zaman Firaun pada saat itu.
Mesir memang terkenal dengan peradabannya yang maju sejak zaman sebelum Masehi. “Bukti dari kemajuan peradabannya masih bisa kita nikmati sampai sekarang,” kata Agususanto.