Kamis 18 Jun 2015 10:22 WIB

Bogor Berlakukan Sistem Poin untuk Siswa Nakal

Rep: C21/ Red: Ilham
Polisi mendata siswa SMA yang terjaring razia ketika aksi coret baju dan konvoi kelulusan di halaman Mapolres Trenggalek, Jawa Timur, Senin (18/5).
Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Polisi mendata siswa SMA yang terjaring razia ketika aksi coret baju dan konvoi kelulusan di halaman Mapolres Trenggalek, Jawa Timur, Senin (18/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sistem poin akan diberlakukan bagi siswa-siswi yang kedapatan melakukan konvoi dan membawa senjata tajam. Sanksi poin akan diberikan langsung dari sekolah.

"Itu yang akan diberikan kepada siswa yang tidak mematuhi aturan," ujar Kepala SMA Negeri 6 Kota Bogor, Maman Suherman, Rabu (17/6).

Menanggapi larangan bagi para pelajar untuk melakukan Sahur on the Road (SOTR) pada bulan Ramadhan 1436 H. Pihaknya juga telah mensosialisasikan larangan ini kepada seluruh siswa-siswi SMA N 6 dan menyampaikannya kepada para orang tua dan wali pada rapat kenaikan kelas.

Suherman tidak menginginkan prestasi yang telah diraih oleh siswa-siswi SMA N 6, baik prestasi akademik maupun non akademik, tercoreng hanya karena perbuatan segelintir anak. Karena itu, perbuatan vandalisme dan kenakalan lainnya pada saat berlangsungnya SOTR harus dicegah.

Dukungan juga diberikan oleh salah satu pelajar di Kota Bogor, Sofyan. Menurutnya, kegiatan SOTR ini keseringan menyimpang dari keharusan. Hal itu sesuai pengalaman di tahun-tahun sebelumnya.

Menurut Sofyan, niatnya baik untuk berbagi dengan sesama, namun pada kenyataannya bertolak belakang. Seperti melakukan konvoi kendaraan dengan seenaknya sambil membunyikan klakson dan knalpot kendaraanya. Tidak jarang antar kelompok SOTR yang kebetulan berpapasan di jalan terlibat tawuran tanpa hal yang jelas.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement