Senin 22 Jun 2015 13:49 WIB

SMAN 106 Mengusung Dipagari Nilai-nilai Bambu, Apakah Maksudnya?

Salah satu kegiatan siswa SMAN 106 Jakarta
Foto: Dokumentasi SMAN 106 Jakarta
Salah satu kegiatan siswa SMAN 106 Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – SMA Negeri 106 Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur,  mengusung filosofi yang sangat menarik. “Kami mengusung nila-nilai bambu,” kata Kepala SMAN 106 Jakarta  Elslee YA Sheyoputri kepada Republika, Senin  (22/6).

Ia menjelaskan, filosofi itu bisa dilihat dari dua makna. Pertama, bambu adalah tumbuhan sangat berguna.  Dari daun sampai akar berguna. “Hal itu menggambarkan kompetensi yang harus dmiliki masarakat global saat ini, yaitu jejaring,” ujarnya.

Ia menegaskan, akar pohon bambu itu  membangun jejaring di bawah tanah. “Masyarakat global saat ini hanya sukses degan jejaring (networking). Nah, para siswa SMAN 106 Jakarta pun harus aktif membangun jejaring,” tuturnya.

Arti kedua, kata Elslee, siswa SMAN 106 Jakarta dipagari dengan nilai-nilai bambu. Bambu terdiri dari lima huruf, yakni B (baik), A (arif), M (mumpuni), B (berani) dan U (ulet). “Siswa sman 106 diminta memagari dirinya dengan nilai-nilai bambu,” tegasnya.

Ia menjelaskan, siswa SMAN 106 Jakarta harus ‘Baik dulu!’. Untuk menjadi baik,kata Elslee,  siswa hanya perlu mengajukan dua pertanyaan. “Pertama, untuk menjadi baik, saya selalu bilang kepada anak, apa pun yang kamu niatkan, apa pun yang kamu pikirkan, apa pun yang ingin kamu katakan, apa pun yang kamu lakukan, tanyakan apakah hal tersebut apakah hal tersebut baik bagi diri saya,” kata Elslee.

Kalau jawabannya tidak baik, buang jauh-jauh pikiran, niat, perkataan jangan pernah diucapkan apalagi dilakukan. “Tapi kalau baik bagimu,  tanyakan pertanyaan kedua, baikkah hal itu bagi orang lain. termasuk orang tua, teman-teman, masyarakat di sekitarmu?”

Ia melanjutkan, “Kalau tidak baik, walaupun baik bagi dirimu, jangan dipikirkan, jangan diniatkan, jangan diucapkan, dan jangan dilakukan. Tapi kalau baik bagi dirimu dan baik bagi orang lain, dengan segala usaha, ucapkan dan laksanakan.”

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement