REPUBLIKA.CO.ID, SRAGEN -- Wali murid di Kabupaten Sragen, Jateng, mengeluhkan sistem online Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2015/2016. Soalnya, alamat laman link pendaftaran http:sragen.ppdb. HYPERLINK "http://kemendikbud.go.id"kemendikbud.go.id, sulit dibuka.
Banyak kalangan calon walimurid siswa SMA/ MA mengkritik sistem online PPDB 2015/2016. Mereka jengkel ketika hendak membuka alamat laman untuk mengetahui progres pendaftar. "Bagaimana mau daftar, mau konek saja susah," ujar Sri Prabandari (46), calon wali murid dari Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Senin (22/6).
Sri Prabandari mengaku sering uring-uringan ketika hendak membuka alamat laman. Prosesnya lama, begitu hidup sebentar hilang. Jadi, disconect. Ia terus berusaha membuka alamat laman http:HYPERLINK "http://sragen.ppdb.kemendikbud.go.id"sragen.ppdb.kemendikbud.go.id. Ini dimaksudkan selain untuk melakukan pendaftaraan, keberadaan link dimanfaatkan untuk mengakses informasi pergerakan jurnal siswa yang diterima di masing-masing sekolah. Namun, hal itu tidak bisa dilakukan.
Hal serupa juga dialami Prihandoko (45). Wali murid asal Ngrampal, Sragen, ini, juga mengaku jengkel setelah beberapa kali mengalami gagal saat masuk ke laman PPDB. Dia, beberapa kali minta bantuan petugas warnet untuk membuka link tersebut. Namun, juga tak membuahkan hasil.
Kondisi semacam ini memicu spekulasi masyarakat akan rasa ketidak-percayaan terhadap proses transparasi, dan akuntabilitas pendaftaran lewat PPDB online yang dilakukan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sragen.
Baik Prabandari maupun Prihandoko berencana mendaftarkan anak ke SMA Negeri 2 Kabupaten Sragen. Namun, karena jurnal link PPDB online tidak bisa dipantau, terpaksa dia mendaftarkan anaknya di SMA Negeri 3.
"Karena sulit diakses saya, tidak bisa memperkirakan besar-kecilnya peluang anak saya bisa diterima. Semoga masih sesuai harapan," katanya.
Sekretaris Disdik Kabupaten Sragen, Suwardi, mengakui, laman PPDB online mengalami problem dalam dalam dua hari terakhir.
Menurutnya, PPDB online dikelola langsung oleh Pusat Teknologi Komunikasi (Pustekom) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Ia sendiri mengaku, tidak tahu penyebab eror-nya laman PPDB online.
"Kami sudah meminta Pustekom memberikan keterangan secara tertulis kepada kami. Wali murid melayangkan protes ke Disdik. Keterangan Pustekom dibutuhkan, agar tidak menimbulkan spekulasi negatif masyarakat," tutur Suwardi.
Sementara, PPDB di Solo tidak memakai sistim online. Tetapi, offline. "Karena, masing-masing SMK tidak sama bidang keahliannya," kata Aryo Widyantoko, Ketua Panitia PPDB 2015 Kota Solo.
Menurut Aryo, masing-masing SMK tidak sama bidang keahliannya. Ada test yang berbeda untuk tiap bidang keahlian atau jurusan.
Sehingga sistim yang dipakai sistim offline biasa. Namun, tidak menutup kemungkinan PPDB kedepan. PPDB SMK bisa memakai sistem online. Tetapi, harus dicari terlebih dahulu formulanya, yang hingga saat ini belum diketemukan.