REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada dua anak. Satu bernama Cici, satu lagi bernama Gogon. Cici rajin belajar dan membaca buku. Sedangkan Gogon anaknya lebih senang bermalas-malasan dan menonton televisi. Ia tidak suka membaca buku.
Suatu hari, kedua anak itu ditugaskan oleh gurunya pergi ke hutan. Cici bertugas mencari air, sedangkan Gogon mencari kayu bakar. Semua itu untuk keperluan berkemah.
Cici dengan cekatan segera saja mendapatkan air yang diperlukan. Sedangkan Gogon si pemalas malah tertidur di bawah pohon. Ketika dia terbangun, ternyata di dekatnya ada beruang. Kaget dan ketakutan setengah mati, Gogon langsung memanjat pohon. Untuk sementara dia selamat.Namun beruang itu menunggu di bawah sambil menggoyang-goyangkan pohon tersebut.
Gogon menangis ketakutan. Cici yang baru saja tiba di dekat pohon tersebut melihat apa yang terjadi. Dia berniat menolong Gogon. Sebagai anak yang rajin membaca, dia berusaha mencari jalan keluar. Ternyata di ujung dahan pohon tersebut ada sarang tawon yang sangat besar.
Ia lalu meminta Gogon pura-pura mati dan diam saja. Kemudian dia melempar sarang tawon dengan batu, sehingga sarang tawon tersebut pecah. Para tawon itu berhamburan dan mengejar beruang tersebut. Gogon pun selamat. “Anak yang rajin membaca tidak hanya bisa menolong dirinya sendiri. Ia juga bisa menolong orang lain,” kata pendongeng anak Kak Sidik.
Ia mendongengkan kisah Cici dan Gogon itu di hadapan ratusan siswa SDN 02 Menteng Atas Jakarta Selatan, Senin (15/6). Dongeng yang dibawakan Kak Sidik merupakan pembuka acara CSR PT Surveyor Indonesia (Persero) di bidang pendidikan bertajuk “Dukung Gerakan 10 Menit Membaca-Peluncuran Majalah Dinding Pelangi”.
Gerakan itu dilaksanakan serentak di 10 SD yang tersebar di Jakarta, Langkahan (Lhosukon, Aceh), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Barat), Tarak Fakfak (Papua Barat), Aruk Sambas (Kalimantan Barat), dan Sekodi Bengkalis (Riau).