REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kabupaten Sukabumi masih menghadapi masalah kurangnya tenaga pengajar atau guru di semua tingkatan. Dampaknya, sejumlah sekolah terpaksa mengangkat guru sukarelawan atau guru honorer.
Data Pemkab Sukabumi menyebutkan, jumlah guru sekolah dasar (SD) misalnya masih kurang sekitar 6.221 orang. Pasalnya, dari kebutuhan sebanyak 12 ribu tenaga guru baru sebanyak 6.227 tenaga guru yang tersedia.
Pada tingkat SMP, jumlah kebutuhan mencapai sekitar tiga ribu guru sementara yang tersedia baru 1.100 orang. Hal serupa juga terjadi pada tingkat SMA dari kebutuhan sebanyak 635 orang hanya sebanyak 494 guru yang tersedia.
‘’ Bagaimana kita bisa melakukan pelayanan prima jika kondisi pegawainya seperti ini,’’ ungkap Bupati Sukabumi Sukmawijaya Rabu (25/6) malam. Hal ini dikarenakan adanya kebijakan moratorium penerimaan aparatur sipil negara (ASN) selama lima tahun.
Oleh karena itu, kata Sukmawijaya, ia secara langsung mengungkapkan permasalahan tersebut langsung kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB), Yuddy Chrisnandi.
Harapannya, pemerintah pusat dapat memberikan solusi dan perhatiannya. Hal ini disampaikan untuk perbaikan layanan khususnya pendidikan di Sukabumi. Meskipun diakuinya permasalahan serupa bukan hanya terjadi di Sukabumi melainkan di seluruh Indonesia.
Informasi yang diperolehnya, lanjut Sukmawijaya, pada 2015 ini pemerintah pusat akan membuka penerimaan guru, ’’Namun jumlahnya masih sangat jauh dari kebutuhan,’’ terang dia. Hal ini dikarenekan kewenangan pengadaan untuk guru berada di pemerintah pusat.