REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti), M Nasir mengatakan, hari ini mereka melihat testimoni, video, dan pameran foto pengalaman sarjana mendidik di daerah terdepan, terluar, tertinggal (SM3T).
"Saya sangat mendukung pameran pengalaman mengikuti SM3T ini. Saya juga ikut terharu melihat perjuangan SM3T mendidik anak-anak di daerah terluar, mereka tidak hanya mengajar mata pelajaran saja, tapi juga memberikan kasih sayang," kata Nasir dalam acara pameran foto SM3T berjudul 'Melahirkan Sang Penyayang' di Jakarta, Jumat, (26/6).
Dari video SM3T, ujar dia, terlihat perjuangan mereka dalam mendidik anak-anak sungguh luar biasa. "Saya terus mendukung pendidikan di daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T) terus diperbaiki supaya daerah tertinggal makin maju."
Menjangkau daerah 3T tidak mudah, seperti di Lanny Jaya, Jaya Wijaya, perjalanannya jauh dan sulit. Namun mereka bagian dari Indonesia yang perlu mendapat perhatian pemerintah Indones supaya mereka merasa bagian dari Indonesia.
Saat ini, terang Nasir, terdapat 10.290 lulusan SM3T dari tahun 2011-2014. Mereka tidak hanya mengajar mata pelajaran saja di daerah 3T. "Guru ini mengajarkan cara menggosok gigi dengan baik, cara mandi dengan bersih. Mereka bukan hanya guru saja tetapi seperti bapak atau ibu kedua bagi murid-muridnya."
Dia mengatakan, jika peserta SM3T di lapangan ada yang mengalami kekurangan silakan sampaikan ke Kemenristek Dikti lewat website yang tersedia. "Kami akan meresponnya."
Dalam pameran foto tersebut dipamerkan peserta SM3T mengajar di Papua, NTT, Aceh, juga daerah terpencil lainnya. Kebanyakan anak-anak terlihat belajar di luar kelas bersama guru SM3T. Belajar di halaman sekolah penuh rumput atau belajar di bawah pohon sambil bermain membuat para siswa ceria. Mereka bahagia meski bajunya tampak sederhana berlatar pemandangan indah daerah-daerah terpencil.