REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Para guru sekolah Islam harus mempunyai kepribadian yang khas. “Kepribadian khas tersebut terutama adalah selalu menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman, termasuk dalam berpakaian, bersikap dan bertutur kata,” kata Direktur Pendidikan Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) Sudirman.
Ia mengatakan hal tersebut di sela training Class Room Management yang diadakan oleh Yayasan Bosowa Bina Insani (YBBI) di Kampus Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) Bogor, Jawa Barat, Sabtu (27/6). Pelatihan tersebut diikuti 61 guru SBBI dan Sekolah Bosowa Al-Azhar Cilegon, Banten. Kedua sekolah tersebut berada di bawah naungan YBBI.
Sudirman mencontohkan para guru YBBI harus selalu mengusung 6 S, yakni senyum, salam (mengucapkan salam), sapa, sopan, santun, dan salim (bersalaman). “Sikap 6 S tersebut harus selalu diterapkan dalam keseharian, terutama di sekolah,” ujar Sudirman yang mewakili Ketua YBBI Sutrisno Muslimin.
Selain itu, kata Sudirman, seorang guru sekolah Islam harus bersikap adil kepada para siswa. Tidak boleh seorang guru mengutamakan kepentingan pribadi dalam proses belajar-mengajar. Misalnya,lebih cenderung kepada siswa yang pintar daripada yang kurang pintar. “Guru harus bersikap adil, obyektif dan profesional dalam melayani seluruh siswanya,” tuturnya.
Sudirman mengemukakan, di Yayasan Bosowa Bina Insani, panduan bersikap dan berprilaku sebagai guru diatur dalam sebuah Code of Conduct Kebosowaan. “Dengan memahami Code of Conduct tersebut, setiap guru tahu apa hak dan kewajiban, apa yang boleh dan tidak boleh. Tidak kalah pentingnya adalah memahami visi dan misi YBBI,” papar Sudirman.
Sudirman mengatakan, karena pentingnya memahami pola perilaku guru YBBI, maka YBBI mengadakan program training Class Room Management. “Salah satu materi dalam pelatihan tersebut adalah Code of Conduct Kebosowaan,” ujarnya.
Head Teacher Training Center (TTC) Yayasan Bosowa Bina Insani (YBBI) Dedeh Soeria Atmadja mengatakan pelatihan manajemen kelas sangat diperlukan untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru. “Ada empat kompetensi yang harus dimiliki seorang guru, yakni pedagogik, profesi, sosial dan kepribadian,” ujar Dedeh Soeria Atmadja.