REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Pemerintah mengembangkan dan menerapkan sistem e-learning dalam proses pembelajaran untuk memajukan pendidikan di Indonesia, kata Staf Ahli Bidang Akademik Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Paulina Pannen.
"Dengan mengacu pada pendidikan di luar negeri yang sudah menerapkan sistem e-learning sebagai solusi untuk memajukan pendidikan kaum muda, pemerintah Indonesia saat ini giat mensosialisasikan e-learning kepada berbagai universitas," katanya di Yogyakarta, Sabtu.
Pada sosialisasi pendidikan jarak jauh dengan sistem e-learning di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), ia mengatakan sosialisasi itu dilakukan karena dalam sistem e-learning masih banyak tantangan yang harus dihadapi.
"Tantangan yang harus dihadapi itu antara lain bagaimana e-learning bermanfaat dengan tetap menjamin kualitas yang sama dengan pendidikan di dalam kelas dan menambah kapasitas kampus baik secara internal maupun eksternal," katanya.
Menurut dia, saat ini mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa jenjang S-1 sebanyak 50 mata kuliah. Jika e-learning diberdayakan, ada beberapa mata kuliah yang dapat dimasukkan ke dalam kurikulum e-learning.
"Mata kuliah itu antara lain Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) dan dan mata kuliah terkait riset dan statistik. Dengan demikian, sudah 12 persen dari total mata kuliah untuk mahasiswa S-1 yang dapat diberlakukan secara online," katanya.
Ia mengatakan dengan sistem e-learning, para dosen akan menjadi semakin terbantu karena tidak harus secara 100 persen bertatap muka dengan mahasiswa. Mahasiswa akan dapat belajar dengan sistem online.
"Untuk membantu para dosen memantau sistem belajar mahasiswa, Kemristekdikti menganjurkan setiap dosen untuk memiliki tutor di setiap kelasnya," katanya.
Menurut dia, tutor tersebut berfungsi sebagai asisten dosen yang membantu memantau sistem belajar mahasiswa dan menjawab pertanyaan mahasiswa.
"Namun, tutor tidak boleh menyaingi tugas dosen seperti dalam mengoreksi ujian dan memberikan nilai kepada mahasiswa," katanya.
Ia mengatakan sistem e-learning yang sudah dipakai di Universitas Terbuka juga memacu para mahasiswa untuk aktif berinteraksi dengan dosen.
"Biasanya kalau di kelas mahasiswa malu untuk bertanya, ketika dengan sistem online, mahasiswa terbukti aktif menanyakan hal-hal yang tidak mereka pahami secara individu," katanya.