REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Posisi yang dianggap strategis, membuat tim falakiyah dari Jakarta Islamic Centre mengusulkan Pulau Karya sebagai pusat observasi bulan. Meski baru tahun ini memanfaatkan Pulau Karya sebagai lokasi pemantauan hilal, tim falakiyah Jakarta Islamic Centre menilai kalau Pulau Karya sangat layak untuk dijadikan pusat observasi bulan.
Selain mempermudah pelaksanaan rukyatul hilal, rencana itu dilontarkan karena posisi pandangnya yang tidak terhalang, meski berada sejajar permukaan laut. Ketua Tim Falakiyah Jakarta Islamic Centre, Abdul Kholik Soleh menuturkan hal tersebut, saat ditemui Kamis (16/7). Bahkan, Abdul menyebut kalau rencana tersebut sudah disampaikan ke pemerintah daerah yang dalam hal ini Plt Bupati Kepulauan Seribu, dan Kementerian Agama.
"Rencananya kita minta dibuat satu bangunan khusus untuk pusat observasi," kata dia.
Abdul mengatakan kalau sejauh ini, respon yang ia dapatkan dari Pemerintah Daerah Kepulauan Seribu taupun dari Kementerian Agama, cukup baik dan juga mendapat dukungan. Maka itu, ia tidak ragu memperkirakan kalau rencana tersebut akan segera mendapatkan persetujuan, serta pengaplikasian dalam waktu yang tidak lama lagi.
Sementara itu, Plt Bupati Kepulauan Seribu Budi Utomo menuturkan pihaknya menyambut baik rencana untuk menjadikan Pulau Karya sebagai pusat observasi bulan. Bahkan, Budi meminta kalau rencana tersebut tidak sekadar menjadikan Pulau Karya sebagai observasi bulan, tapi juga sebagai wisata pengetahuan, khususnya bagi anak muda.
Budi juga menyayangkan kalau selama ini, Kepulauan Seribu sering dilupakan sebagai bagian dari DKI Jakarta, yang seharusny bisa dimanfaatkan sebagai banyak hal. Hal itu dimaksudkan agar Pulau Karya, tidak hanya dinikmati sebagai wisata keindahan alam saja, melainkan juga pusat wisata ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan alam dan antariksa.
"Jadi bukan hanya wisata keindahan laut saja, tapi wisata science juga," kata dia.