Kamis 23 Jul 2015 13:15 WIB

Anak-Anak Korban Erupsi Gamalama tidak Sekolah

  Sejumlah warga beraktivitas di depan Kedaton (keraton) Kesultanan Ternate dengan dengan latar belakang Gunung Gamalama di Kota Ternate, Maluku Utara, Ahad (28/12).  (Antara/Widodo S. Jusuf)
Sejumlah warga beraktivitas di depan Kedaton (keraton) Kesultanan Ternate dengan dengan latar belakang Gunung Gamalama di Kota Ternate, Maluku Utara, Ahad (28/12). (Antara/Widodo S. Jusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Ratusan anak korban erupsi Gunung Gamalama di Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) yang kini berada di sejumlah lokasi pengungsian. Mereta tidak ke sekolah walaupun tahun ajaran baru dimulai sejak hari Rabu (22/7).

"Bagaimana anak-anak bisa ke sekolah kalau masih berada di pengungsian, apalagi lokasi pengungsian dengan sekolah sangat jauh," kata Abubakar, salah seorang warga korban erupsi Gunung Gamalama di lokasi pengungsian di gedung Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Ternate, Kamis (23/7).

Alasan lain anak-anak korban erupsi Gamalama tersebut tidak ke sekolah adalah karena sekolah mereka, baik SD maupun SMP berada di lokasi yang sejak erupsi Gamalama tanggal 16 Juli 2015 hingga kini masih sering dilanda abu vulkanik erupsi Gamalama sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan kegiatan belajar mengajar.

Abubakar tidak bisa memastikan sampai kapan anak-anak korban erupsi Gamalama yang kini berada di sejumlah lokasi pengungsian bisa sekolah kembali, sampai saat ini mereka belum diizinkan untuk kembali ke rumah dengan pertimbangan Gunung Gamalama masih menyemburkan abu vulkanik.

Kalau warga dari dua kelurahan yakni Kelurahan Loto dan Togafo tersebut dikembalikan ke rumah masing-masing dalam kondisi Gamalama masih mengeluarkan abu vulkanik dikhawatirkan bisa mengancam kesehatan warga, terutama anak-anak. Salah seorang pemerhati pendidikan di Ternate Asghar Saleh mengatakan, Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kota Ternate harus melakukan langkah-langkah bijak jika anak-anak korban erupsi Gamalama tersebut bertahan lama di lokasi pengungsian.

Salah satu langkah yang bisa dilakukan Diknas adalah membuka sekolah sementara di lokasi pengungsian agar anak-anak bisa belajar atau menitipkan mereka di sejumlah sekolah yang letaknya dekat dengan lokasi pengungsian untuk belajar bersama siswa setempat.

Ia menambahkan, hal lain yang juga perlu dilakukan terkait dengan banyaknya anak di lokasi pengungsian adalah melakukan konseling kepada anak-anak agar mereka tidak merasa tertekan secara psikologis selama berada di lokasi pengungsian.

Erupsi gunung api setinggi 1.700 dari permukaan laut itu, memaksa lebih dari 1.500 warga, sebagian di antaranya anak-anak di Kelurahan Loto dan Togafo harus diungsikan ke tiga lokasi yang disiapkan Pemkot Ternate yakni gedung SKB Ternate, aula SMK 2 Ternate dan markas Lanal Ternate.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement