REPUBLIKA.CO.ID,PURWAKARTA -- Bupati Purwakarta, Jawa Barat Dedi Mulyadi mengajak siswa baru pada tahun ajaran 2015/2016 ini untuk memakai tas bikinan sendiri.
Tas bikinan sendiri ini, terbuat dari bahan daur ulang plastik bungkus makanan atau kain bekas karung terigu. Anak-anak ini, sangat antusia memakai tas daur ulang tersebut.
"Saya tadi sudah memantau anak-anak saat masa bimbingan (Mabim) siswa baru di SMPN 7 Purwakarta, ternyata mereka semua menggunakan tas daur ulang," ujar Dedi, kepada ROL, Jumat (24/7).
Menurut Dedi, Purwakarta memiliki regulasi mengenai pendidikan berkarakter. Salah satu aplikasinya, yaitu siswa dilarang menggunakan barang-barang yang berbau konsumerisme dan modernitas. Seperti, tas yang biasa dipakai saat ini.
Tas yang dimiliki para siswa itu, biasanya dibeli dengan harga yang bervariasi. Bahkan, tak jarang juga tas nya merupakan produk impor dari luar negeri. Kebiasaan ini, sangat jelek bagi anak-anak. Sebab, sejak dini mereka sudah dicekoki untuk jadi anak yang berjiwa konsumtif.
Karena itu, guna meminimalisasi gaya hidup yang konsumtif, Pemkab Purwakarta keluarkan Perbup Nomor 69/2015 tentang Pendidikan Berkarakter. Salah satunya mengatur soal larangan penggunaan tas sekolah yang dibeli di pasaran.
"Anak-anak harus membuat tasnya sendiri dengan bahan seadanya," ujar Dedi.
Cara ini, diyakini bisa meningkatkan kreatifitas dan kemandirian anak. Tak hanya itu, ibunya juga di rumah akan dituntut untuk lebih kreatif lagi. Sehingga, ibu yang punya anak sekolah itu tak selalu sibuk menonton sinetron atau menggosip.