REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 41 negara akan berpartisipasi dalam International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOAA) 2015 di Indonesia.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad mengatakan sebanyak 318 peserta dari 41 negara akan berpartisipasi dalam kegiatan IOAA yang akan dilaksanakan di Indonesia.
Dalam tim dari 41 negara tersebut, akan terdiri dari 210 kontestan, 83 'team leader' dan 25 'observer'. Sedangkan Indonesia akan mengirimkan 10 siswa yang terbagi dalam dua tim, regular tim dan 'guest' tim. Pemilihan 10 siswa tersebut dilangsungkan secara bertahap dan selektif pada hasil seleksi 30 siswa terbaik dalam ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) pada tahun 2014. Setelah proses penyaringan, siswa yang terpilih, akan digembleng secara intensif dengan tim pembina khusus di Kota Magelang, Jawa Tengah.
Olimpiade astronomi dan astrofisika ini merupakan lomba ilmiah tahunan internasional yang diprakarsai lima negara yaitu Thailand, Iran, Tiongkok, Polandia dan Indonesia pada tahun 2006 lalu. Hamid mengatakan perhelatan ini diperuntukan bagi siswa sekolah menengah atas di seluruh dunia yang memiliki minat dan bakat di bidang astronomi.
"Lomba ini bagi siswa tingkat SMA dan kota Magelang ditunjuk sebagai tuan rumah pelaksanaan acara tersebut," katanya.
Perhelatan itu digelar dari 26 Juli sampai dengan 4 Agustus 2015 dan pembukaan resmi pada tanggal 27 Juli di pelataran Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Sedangkan penutupan resminya akan dilangsungkan pada tanggal 3 Agustus 2015 di Teater Sendratari Ramayana Candi Prambanan, Yogyakarta. Alasan pemilihan kedua tempat tersebut sebagai lokasi pembukaan dan penutupan, adalah agar sejalan dengan tema besar IOAA ke-9, yaitu 'Astronomy Beyond Boundaries of Humanity and Culture'.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas Kemendikbud Harris Iskandar berharap agar Indonesia sukses menjadi tuan tumah IOAA tahun ini. Meskipun mata pelajaran astronomi tidak dipelajari secara khusus di sekolah di Indonesia, namun itu tidak mengurangi prestasi para peserta didik Indonesia saat beradu di tingkat dunia. Hal tersebut, lanjut Harris, karena tim astronomi Indonesia tidak pernah surut menyumbang prestasi, pada IOAA tahun 2008 lalu, Indonesia mendapat empat medali emas, tiga perak, dan dua perunggu.