REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menentang adanya perpeloncoan di sekolah. Menurut Heryawan yang akrab disapa Aher, Ia pernah menjadi korban perpeloncoan dari siswa seniornya saat mengikuti masa orientasi siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di tempat kelahirannya, Kabupaten Sukabumi.
"Saya pernah juga dipelonco ketika SMP, saya disuruh merayu tiang listrik, ya senior kan waktu itu enggak pernah salah," ujar Aher, di Gedung Sate Senin (27/7).
Aher menyatakan sependapat dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan yang menilai masa orientasi siswa (MOS) tahun ajaran baru boleh dilakukan, asal tanpa ada kekerasan. Perpeloncoan, harus dihapuskan karena kalau ada pekan orientasi itu sebenarnya.
"Enggak apa-apa kalau itu sesuai konsep pengenalan sekolah kepada siswa baru," katanya.
Perpeloncoan yang ada unsur mem-bully kepada siswa baru, menurut Aher, sangat tidak dibenarkan dan tidak mendidikan. Bahkan, kalau ada sekolah yang masih memberlakukan perpeloncoan dan bully.
"Saya kira harus dipecat kepala sekolahnya, saya setuju," katanya.
Dikatakan Aher, masa orientasi siswa baru seharusnya diisi dengan kegiatan-kegiatan positif yang bisa menambahkan pengetahuan siswa baru terhadap lingkungan sekolahnya yang baru.