REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengungkapkan akan kembali menggelar uji kompetensi guru. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Sumarna Surapranata menegaskan, kegiatan ini kembali diselenggarakan pada tahun ini.
“Kita usahakan sebelum akhir tahun sudah terlaksana,” ujar laki-laki yang biasa dipanggil Pranata ini kepada wartawan usai penandanganan MoU dan perjanjian kerjasama dengan PT Garuda Indonesia di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, Jumat (31/7).
Pranata menerangkan, penyelenggaraan uji kompetensi guru tahun ini akan sedikit berbeda. Pasalnya, kata dia, seluruh guru akan mengikuti pelaksanaan ini nantinya.
Tahun lalu, Pranata mengungkapkan, hanya 1,6 juta guru yang mengikuti uji kompetensi. Dalam hal ini, lanjut dia, mereka mengikuti Uji Kompetensi Awal (UKA) dan Uji Kompetensi Guru (UKG). Padahal, lanjutnya, jumlah guru di Indonesia berkisar 3 juta.
Menurut Pranata, pelaksanaan uji kompetensi seluruh guru Indonesia ini merupakan kegiatan penting. Ia berpendapat, pemerintah bisa melihat potret guru di seluruh wilayah Indonesia. Setelah mengetahui potretnya, kata dia, pemerintah pun bisa mengetahui permasalahan yan ada pada guru dan menindaklanjutinya.
“Jadi tes ini semacam diagnosis dan kita akan menyiapkan obatnya dari penyakit yang ditemui dari tes itu,” ungkap Pranata. Dengan demikian, tambah dia, target peningkatan kompetensi guru bisa tercapai nantinya.
Sebelum pelaksanaan tes, Pranata mengungkapkan pihaknya akan menyiapkan modul ke seluruh guru. Menurutnya, modul berdasarkan mata pelajaran ini akan berbentuk dua jenis, yakni digitalisasi dan print out. Dengan adanya modul ini, Pranata berharap para guru bisa mempersiapkan dirinya dalam menghadapi uji kompetensi kelak.
Pranata juga menegaskan, uji kompetensi akan menjadi kegiatan rutin. Artinya, kata dia, kegiatan ini akan berlangsung setiap tahun. Ia mengungkapkan, jenis tes terseebut akan berbentuk online.