REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Perilaku koruptif sifatnya diwariskan. Faktanya, sampai saat ini masih orang tua "mendidik" anak-anaknya untuk tidak jujur, dan ironisnya perilaku itu juga marak di dunia pendidikan.
Terkait hal tersebut, Yayasan Indonesia Bermutu berinisiatif untuk merancang sebuah sistem aplikasi untuk mengukur tingkat Integritas suatu lembaga, terutama lembaga pendidikan mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA/SMK, dan Perguruan Tinggi. Kegiatan tersebut digelar di Bandung, Sabtu (8/8).
Rapat penyusunan Indeks Integritas itu menampikan narasumber Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Prof Furqon dan Dr Burhanuddin Tolla dari Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Rapat tersebut juga dihadiri oleh Ketua Umum Yayasan Indonedia Bermutu Awaluddin Tjalla, Sekretaris Saleh Nude, dan para peneliti Indonesia Bermutu.
Prof Furqon mengemukakan, instrumen yang digunakan mampu memotret dan memprediksi sebesar apa peluang terjadinya tindakan korupsi di kemudian hari.
“Mengingat situasi kita saat ini, hasil kajian Indeks Integritas sangat diperlukan sebagai sumbangan nyata kita pemerintah agar lebih mudah menata pengelolaan pendidikan,” ungkap mantan Kepala Badan Litbang Kemdikbud itu.
Dr Burhanuddin Tolla mengemukakan, tingkat validitas indikator dan instrumen yang digunakan sangat mempengaruhi kekuatan penghitungan indeks. “Untuk itu, kita harus benar-benar yakin bahwa hasil kita benar-benar valid,” tegas Burhanuddin Tolla yang juga Mantan Kepala Pusat Penilaian Pendidikan.