Rabu 19 Aug 2015 07:27 WIB

Pemerintah Prioritaskan Guru di Pedalaman Jadi PNS

Demo guru-guru honorer depan Istana Presiden beberapa waktu lalu
Foto: detik.com
Demo guru-guru honorer depan Istana Presiden beberapa waktu lalu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) menyebutkan sebanyak 80 persen guru program Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T) menyatakan ingin kembali mengajar di tempat pengabdiannya.

"Sebanyak 80 persen guru SM3T menyatakan ingin kembali lagi, begitu selesai mengabdi selama setahun," ujar Sekjen Kemristekdikti, Ainun Naim, saat pelepasan guru SM3T di Jakarta, Selasa (18/8).

Hal tersebut menunjukkan para guru tersebut berhati mulia sehingga ingin kembali mengajar di daerah pedalaman. Oleh karena itu, pihaknya berupaya agar guru-guru yang ingin kembali mengajar di daerah 3T untuk diprioritaskan diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).

"Kami telah berhasil mengangkat sebagian guru SM3T menjadi CPNS," jelas dia.

Ainun menjelaskan sudah mengirim sebanyak 10.452 sarjana pendidikan untuk mengabdi di daerah 3T sejak 2011. Selama setahun mengajar, guru-guru tersebut akan mendapatkan pengalaman yang berharga.

Pada 2015, pihaknya mengirim sebanyak 3.140 guru. Para sarjana tersebut berasal dari 16 Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK) dengan 28 program studi. Mereka siap mengabdi di 54 kabupaten di Tanah Air.

Selepas mengabdi, mereka akan mendapatkan beasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG).

"Hingga kini Indonesia masih punya pekerjaan rumah mengenai pendidikan di wilayah 3T yakni ketiadaan guru, tidak ada akses menuju sekolah dan permasalahan lainnya. Salah satu solusinya adalah mengirimkan guru-guru ke daerah tersebut," kata dia.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement