REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kasus korupsi yang makin marak di Tanah Air mengusik perhatian banyak pihak. Tak terkecuali Forum Akademi Indonesia (FAI) yang merupakan tempat bertukar ide dan gagasan diantara para akademisi maupun para profesional.
FAI menggelar seminar nasional bidang perekonomian bertajuk “Indonesia Darurat Korupsi” di Aula Kampus BSI Kalimalang, Bekasi, Jawa Barta, Sabtu (29/8).
“Seminar ini merupakan bentuk komitmen para akademisi Bina Sarana Informatika (BSI) maupun akademisi di seluruh Indonesia untuk berperan aktif terhadap laju perkembangan ilmu pengetahuan terutama mengenai perekonomian di Indonesia,” kata Direktur Bina Sarana Informatika (BSI) Naba Aji Notoseputro pada pembukaan seminar tersebut, Sabtu (29/8).
Seminar dihadiri oleh para dewan penasehat FAI, antara lain Farouk Abdullah Alwyni, SE, MA, MBA, ALSI dan Ir Naba Aji Notoseputro. Seminar tersebut diisi oleh dua pembicara yang kompeten di bidangnya, yakni Dr Abdullah Hehamahua (mantan penasehat KPK) dan Dr Ichsanuddin Noorsy BSc SH Msi (pengamat ekonomi dan kebijakan publik).
Seminar dipandu moderator Dr Hendra Kurniawan (dosen Pascasarjana Manajemen Universitas BSI Bandung). Seminar ini dihadiri sebanyak 250 peserta. Mereka berasal dari berbagai kalangan, bai pengajar, mahasiswa hingga profesional.
Abdullah menjelaskan mengenai beberapa kasus korupsi yang ada di Indonesia. Mulai dari pendidikan anti korupsi hingga persoalan yang menyangkut pendidikan karakter bangsa.
Ichsanuddin memaparkan mengenai para perilaku ekonomi.Salah satunya kasus daging sapi yang harganya sampai Rp 140 ribu per kilogram. “Ini merupakan perilaku dari mafia,” kata Ichsanuddin.
Lebih lanjut Ichsanuddin juga menjelaskan mengenai sistemik penyadaran, penyuapan, investasi dan penjajahan (penetrasi/dominasi) asing. Juga, modal berfikir kuadrat analisis yang terdiri dari sistem dan prilaku. Antara modal soasial, modal finansial, perolehan suara.
Ia juga menjelaskan hal yang dapat dilakukan untuk terbebas dari korupsi. "Untuk bebas dari korupsi tegakkan dulu al-amin (kejujuran)," ujar Ichsanuddin.
Pada kesempatan tersebut diluncurkan alamat website resmi FAI (www.akademisiindonesia.org). “Diharapkan website ini dapat memberikan informasi maupun sumbang ilmu terhadap perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang perekonomian syariah,” kata Naba Aji.